RMOL. Kegagalan demi kegagalan terus mengÂhantui pebuluÂtangÂkis tunggal putra Pelatnas Sony Dwi Kuncoro. Pemain berusia 27 tahun ini kembali bernasib tragis, tersingkir di babak kualifikasi Jepang TerbuÂka Super Series 2011.
Sony gagal melaju ke babak utama setelah disingkirkan peÂmain tuan rumah, Shuhei HayaÂsaki 21-23 dan 17-21 dalam perÂtandingan di Tokyo Metropolitan Gymnasium, TokÂyo, kemarin.
Di laga tersebut, Shuhei hanya membutuhkan waktu 37 menit unÂtuk meraih kemenangan dua gaÂme langsung atas Sony yang peÂringkatnya melorot ke-69 duÂnia. Pada game pertama, Sony leÂbih sering memimpin bahkan hingÂga kedudukan 21-20. NaÂmun, dia gagal merebut game pembuka setelah lawan yang baÂru pertama kali bertemu itu meÂreÂbut dua poin terakhir untuk memÂbukukan keÂmenangan 23-21.
Di game kedua, dia tertinggal seÂjak awal sebelum pemain JeÂpang peringkat 154 tersebut meÂrebut game kedua 21-17 dan meÂmenangi pertandingan. Sony menÂÂjadi satu-satunya wakil InÂdoÂÂnesia yang mengawali turnaÂmen berhadiah total 200.000 dolar AS tersebut pada babak kuaÂlifikasi.
Kegagalan ini melengkapi caÂtatan buruk Sony di tahun ini. SeÂbelumnya, dia tersingkir di baÂbak kualifikasi Indonesia TerÂbuÂka, di babak pertama Swiss TerÂbuka, dan tersingkir di semifinal Taiwan Terbuka.
Dengan tumbangnya Sony, maÂka Indonesia hanya menemÂpatÂkan empat wakil di tunggal puÂtra yaitu Taufik Hidayat, SiÂmon Santoso, Dionysius Hayom Rumbaka dan pemain muda TomÂmy Sugiarto.
Di babak pertama, Simon akan menghadapi tunggal Jepang Shu Wada, sementara Taufik yang meÂnempati unggulan kelima meÂlawan pemain Taiwan, Tien Chen Chou. Selanjutnya, Hayom ditantang unggulan kedelapan asal China, Pengyu Du dan TomÂmy akan menguji pemain Hong Kong Yun Hu.
Di kelompok putri, Maria FeÂbe Kusumastuti yang semula juÂga harus mulai dari babak kualiÂfikasi, mendapat promosi ke baÂbak utama untuk bertemu peÂmaÂin Thailand Sapsiree TaerattanaÂchai yang lolos dari babak kuaÂlifikasi. Selain Maria, Indonesia menurunkan Adriyanti Firdasari, Lindaweni Fanetri, dan Aprilia Yuswandari.
Di tempat terpisah, bekas peÂbulutangkis nasional Haryanto Arbi mengkritik Pengurus Besar Persatuan Bulutangkis Seluruh InÂdonesia (PB PBSI) terkait keÂkaÂlahan anak didiknya. MenuÂrutÂÂnya, Cipayung harus legowo untuk tidak menurunkan pemain tua.
“Pemain-pemain tua harus diÂganti, PBSI harus memberi keÂsempatan kepada pemain yang muda,†kata Haryanto Arbi saat dihubungi di Jakarta, kemarin.
Pelatnas Cipayung, lanjutnya, harus memÂfokuskan pada atlet-atlet muÂda dan jangan mengÂandalkan atlet tua terutama menghadapi SEA Games 2011. “Jika yang tua prestrasinya tidak stabil, kenapa tidak memberi kesempatan pada yang muda-muda. Jika tidak peÂluang SEA Games untuk juara akan sulit,†katanya. [rm]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.