Bale, Sang Perusak Pesta

Kendati bisa memperkecil kekalahan, Ba­le mengaku ke­cewa atas ke­kalahan timnya 3-4 (0-4) di Stadion Giuseppe.

Nerazzurri membuka gol lewat kapten Javier Zanetti saat pertandingan berjalan dua menit. Gol tersebut menjadikan Zanetti sebagai pencetak gol tertua di liga Champions dengan usia 37 tahun 71 hari. Gol tersebut juga merupakan gol perdana Zanetti setelah 12 tahun.

Tiga gol lainnya dicetak Sa­muel Eto’o dan Dejan Stankovic. Ya, bomber Kamerun yang sem­pat membuat ngeri pelatih Red­knapp tersebut menyumbang dua gol. Sementara satu gol lagi di­cetak Stankovic pada menit 14 selama babak pertama.

Satu gol Eto’o dibuat melalui ti­tik putih setelah Jonathan Bia­biany dijatuhkan oleh kiper Heu­relho Gomez yang membuat ki­per Brazil tersebut dikenakan kar­tu merah. Praktis, Tottenham ha­nya bermain dengan sepuluh orang menghadapi Nerrazurri.

Kekurangan pemain rupanya tak membuat asa skuad Red­knapp putus. Bale menjadi in­spi­rasi kebangkitan The Lilywhites setelah mencetak gol di menit 52. Mereka kembali bermain pe­nuh semangat mengejar ke­ter­tinggalan.

Gelandang Wales tersebut kem­bali menaklukkan kiper Julio Cesar saat pertandingan me­ma­suki menit terakhir lewat ten­dangan menyilang. Tidak sam­pai setengah menit ber­se­lang, Bale mengukir gol ketiga memanfaatkan umpan dari Aaron Lennon. Sayangnya, pe­luit akhir wasit berbunyi lebih cepat daripada gol keempat yang dicari Spurs.

Hattrick yang dilakukan Bale tak ayal membuatnya mendapat banjir pujian dari rekan-rek­an­nya. “(Penampilan) Gareth Bale su­kar dipercaya. Dia bermain seperti itu selama dua tahun, tapi mencetak hattrick di San Siro itu sangat spesial. Tiga golnya sangat fan­tastis. Dia masih muda dan sudah menjadi pemain kelas dunia, dan dia selalu me­nun­ju­kannya,” puji bomber Peter Crouch, dikutip Goal, Kamis (21/10). [RM]