Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri Forum Komunikasi Alumni Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (Fokal IMM) Beni Pramula menamai ide tersebut dengan "5 Sila for SDGs".
President of Asian-African Youth Government AAYG 2015-2020 itu mengurai, pertama adalah konsep
no poverty atau tanpa kemiskinan. Caranya dengan mengembangkan program pelatihan keterampilan dan akses keuangan inklusif untuk meningkatkan kemampuan ekonomi masyarakat miskin.
Kedua,
zero hunger atau tanpa kelaparan. Ia menekankan pengembangan program pertanian berkelanjutan dan akses pasar yang lebih baik untuk meningkatkan produksi pangan dan mengurangi kemiskinan.
"Prinsip ketiga adalah
climate action atau penanganan perubahan iklim. Penting untuk bisa mengembangkan kebijakan mengurangi emisi gas rumah kaca dan meningkatkan penggunaan energi terbarukan untuk mengatasi perubahan iklim," kata Beni Pramula dalam siaran persnya, Kamis, 21 Agustus 2025.
Keempat, sambung Beni, adalah prinsip
peace, justice dan
strong institutions atau perdamaian, keadilan, dan kelembagaan yang tangguh.
Menurut mantan Ketua Umum DPP IMM ini, perlu ada pengembangan program pendidikan dan kesadaran tentang hak asasi manusia dan keadilan, serta meningkatkan akses ke sistem peradilan yang adil dan efektif.
"Terakhir,
partnerships for the goals atau kemitraan untuk mencapai tujuan. Harus ada pengembangan kemitraan antara pemerintah, organisasi masyarakat sipil, dan sektor swasta untuk mencapai tujuan SDGs," lanjutnya.
Kelima prinsip ini terinspirasi dari nilai-nila luhur yang terkandung dalam Pancasila. Dia menilai, Pancasila telah berperan penting membentuk identitas bangsa dan memandu Indonesia menuju masyarakat yang lebih makmur dan setara.
"Jadi Pancasila memiliki relevansi yang kuat dengan agenda pembangunan berkelanjutan global. Nilai-nilai Pancasila seperti keadilan sosial, kemanusiaan yang adil dan beradab, serta persatuan Indonesia dapat menjadi landasan moral dan etis untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan," pungkasnya.
BERITA TERKAIT: