Bangun Ruang Aman Anak Lewat Cerita dan Mindful Reading

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/widodo-bogiarto-1'>WIDODO BOGIARTO</a>
LAPORAN: WIDODO BOGIARTO
  • Selasa, 15 Juli 2025, 22:15 WIB
Bangun Ruang Aman Anak Lewat Cerita dan Mindful Reading
Dialog “Gelar Wicara Kids Biennale 2025: Kekuatan Cerita sebagai Ruang Aman” di Ruang Serbaguna, Galeri Nasional Indonesia, Jakarta Pusat/Ist
rmol news logo Cerita, buku, mindful reading (membaca dengan penuh kesadaran dan makna), dan seni memiliki kekuatan signifikan bagi anak untuk menumbuhkan keberanian, harapan, dan kesehatan mental sejak dini.

Hal ini terungkap dalam dialog “Gelar Wicara Kids Biennale 2025: Kekuatan Cerita sebagai Ruang Aman” yang diselenggarakan Kids Biennale Indonesia, di Ruang Serbaguna, Galeri Nasional Indonesia, Jakarta Pusat.

Ada tiga narasumber dalam dialog tersebut, yakni Gurubesar Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Kesejahteraan Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sekaligus anggota board advisor Kids Biennale dan Penasihat Ahli Menteri Pendidikan Dasar dan menengah Prof. Maila Dinia Husni Rahiem, penulis buku "Cahaya Menjadi Jutawan" Ida Ahdiah, dan dosen Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta merangkap peneliti Dharmaila Center Yeni Ratna Yuningsih.

Dialog “Gelar Wicara Kids Biennale 2025: Kekuatan Cerita sebagai Ruang Aman” merupakan rangkaian Festival Kids Biennale Indonesia 2025 yang berlangsung di Galeri Nasional Indonesia pada 3-31 Juli 2025, dengan tema “Tumbuh Tanpa Takut”.

“Buku adalah laboratorium emosi paling terjangkau. Di dalam cerita, anak boleh menjelajah rasa takut, berlatih keberanian, dan belajar empati tanpa risiko nyata," kata Maila dikutip Selasa 15 Juli 2025.

Ilmuwan yang tercatat dalam dua persen peneliti paling berpengaruh dunia versi Stanford University dan Elsevier ini mengungkapkan, cerita ibarat simulator emosi.

Dalam cerita, tutur Maila, anak mengenal berbagai macam emosi dan bisa menjadi sarana anak mencoba hal-hal baru yang positif. Cerita ibarat cermin dan jendela. Sebagai cermin, anak melihat diri mereka di dalam cerita. Sebagai jendela, anak dapat melihat dunia yang luas di dalam cerita.

"Cerita bisa menumbuhkan kepercayaan diri anak, rasa empati mereka, dan juga perasaan bahwa mereka disayangi," kata Maila.

Maila melanjutkan, memang ada beberapa tantangan utama dalam mengintegrasikan seni, cerita, dan mindful reading ke dalam pembelajaran PAUD.

Misalnya, untuk sekolah yang memiliki anak didik cukup banyak memiliki tantangan yaitu anak akan asik sendiri ketika cerita dibacakan oleh guru atau oleh anak didik lainnya.

Oleh karena itu, untuk mindful reading cerita di sekolah maka sebaiknya dengan anak sejumlah 10 orang. Tantangan lainnya, ada kalanya sekolah tidak memiliki ruangan untuk pojok bacaan.

Pendiri merangkap Direktur Kids Biennale Indonesia Gie Sanjaya mengungkapkan, festival Kids Biennale Indonesia 2025 bertujuan memberikan ruang aman bagi ekspresi batin anak, memperkuat empati, dan membangun ketahanan psikologis melalui bahasa seni.

"Respons atau partisipasi publik dalam hal ini anak-anak sangat luar biasa terhadap kegiatan Kids Biennale Indonesia 2025. Ini terlihat dari anak-anak yang submit ada total 1.026 karya. Dan, anak-anak Indonesia cukup lugas untuk mempresentasikan karya-karyanya lewat seni lintas disipliner," kata Gie.rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA