Menurutnya, langkah ini bukan sekadar formalitas, tetapi upaya nyata untuk melindungi generasi mendatang dari risiko penyakit bawaan dan menular, khususnya HIV.
"Bukan soal mau nikah atau pacaran, ini soal konsultasi dan kesiapan. Sebelum pernikahan, sebaiknya pasangan menjalani pemeriksaan kesehatan paripurna. Biar diketahui penyakit yang dimilikinya," ujar Dedi Mulyadi, Selasa 10 Juni 2025.
Dedi mencontohkan kasus penularan HIV yang sering kali terjadi karena ketidakterbukaan pasangan sebelum menikah. Banyak pasangan yang tidak mengungkapkan kondisi kesehatannya, dan setelah menikah, anak yang lahir pun ikut tertular HIV dari orang tuanya.
"Kasusnya adalah HIV. Banyak yang sebelum menikah tidak terbuka. Setelah menikah dan punya anak, anaknya ternyata terkena HIV. Ini sangat disayangkan," kata Dedi.
Dedi menambahkan, kebijakan ini pernah diterapkannya saat masih menjabat sebagai Bupati Purwakarta, dan terbukti memberikan dampak positif. Kini, ia ingin kebijakan serupa diterapkan di seluruh wilayah Jawa Barat.
"Nanti kita ingin Pemerintah Provinsi Jawa Barat melaksanakan itu. Tinggal kita susun formulanya. Untuk masyarakat miskin, pemeriksaan kesehatannya akan digratiskan," kata Dedi dikutip dari
RMOLJabar.
Langkah ini diharapkan dapat menjadi solusi preventif untuk mengurangi angka penularan penyakit menular dan genetik di Jawa Barat, serta menciptakan keluarga yang lebih sehat dan sejahtera.
BERITA TERKAIT: