Ketua MLH PP Muhammadiyah M. Azrul Tanjung mengatakan, selain Green Hajj, ada beberapa kegiatan lain.
"Gerakan yang akan kita lakukan untuk Green Hajj. Tapi saya tambahkan dengan BPKH kita tidak hanya sebatas Green Hajj, kita juga sudah melakukan beberapa kegiatan di antaranya Kader Lingkungan, yaitu sudah ada di sekitar 10-12 provinsi. Saya ingin menyampaikan saja apa-apa yang sudah kita lakukan, misalnya ini tahun kedua untuk Green Kurban," jelasnya saat jumpa pers di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah, Menteng, Jakarta Pusat, pada Rabu 4 Juni 2025.
Azrul menjelaskan bahwa pemotongan hewan kurban sering kali tidak ramah lingkungan, sehingga gerakan "Green Kurban" hadir untuk memperbaiki praktik tersebut.
“Kenapa Green Kurban? Karena kita semua tahu bahwa pemotongan hewan kurban ini sangat tidak ramah lingkungan. Nah itu kita sudah mulai melakukan, tidak hanya dalam bentuk sosialisasi, tetapi kita juga mempraktekan. Misalnya di beberapa tempat kita sudah siapkan, di Jawa, di Sumatera, di Papua juga, kita sudah melakukan bagaimana memotong hewan secara green," katanya.
Lebih lanjut, Azrul menyoroti pentingnya gerakan "Green Hajj" yang memiliki dampak lingkungan sangat besar.
“Green Hajj ini dampaknya sangat besar ya. Tidak hanya penggunaan sampah atau limbah atau botol, tapi juga penggunaan air dan banyak lagi. Nah, kami juga sudah melakukan sebuah kegiatan, memproduksi limbah plastik itu menjadi macam-macam. Limbah plastik itu menjadi tas, menjadi sajadah, menjadi peci dan lain sebagainya. Ini juga sebuah gerakan yang sudah kita lakukan," ujarnya.
Dalam rangka mendukung gerakan hijau tersebut, Azrul juga menekankan pentingnya membentuk kader lingkungan dari kalangan generasi muda.
“Nah kemudian yang tidak kalah penting kader lingkungan. Kita memang harus menghidupkan, menyemarakkan anak-anak muda untuk sadar lingkungan. Dan mereka sekalipun nanti menjadi duta lingkungan. Apa misalnya hal-hal yang sederhana," tambahnya.
Terkait pengurangan penggunaan plastik, Azrul menjelaskan bahwa langkah konkret telah dilakukan Muhammadiyah.
“Kita sudah memulai bagaimana ke depan untuk tidak lagi, atau bukan tidak, tapi memperkecil penggunaan barang-barang yang menggunakan plastik. Apakah itu minuman, kosmetik, makanan dan sebagainya. Nah memang tidak mungkin bisa kita hindari," jelasnya.
Azrul menambahkan, Muhammadiyah juga telah mempunyai 1 000 Reverse Vending Machine (RVM) untuk mengolah limbah plastik. Adapun, mesin pengolah sampah plastik itu bernama Plastic Pay.
“Tetapi paling tidak Muhammadiyah sudah membuat sebuah mesin yang namanya Plastic Pay. Nah Plastic Pay itu juga sudah kita launching pada bulan Ramadhan. Nah Plastic Pay atau ATM sampah yang nanti bisa kita gunakan, limbahnya itu menjadi berbagai macam produk. Dan ini akan kita sebarkan di seluruh Indonesia," pungkasnya.
Turut hadir saat jumpa pers Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) Harry Alexander dan Ketua PP Muhammadiyah Buya Anwar Abbas.
BERITA TERKAIT: