Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Perluas Wawasan Mahasiswa Polbangtan dan PEPI Kementan, Delegasi Jepang Kenalkan SSW

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/agus-dwi-1'>AGUS DWI</a>
LAPORAN: AGUS DWI
  • Kamis, 27 Februari 2025, 20:30 WIB
Perluas Wawasan Mahasiswa Polbangtan dan PEPI Kementan, Delegasi Jepang Kenalkan SSW
Sosialisasi Specified Skilled Worker di kampus Polbangtan Yoma/Istimewa
rmol news logo Delegasi Jepang yang terdiri dari 6 Perusahaan di bidang Pertanian dan Peternakan berharap mahasiswa juga alumni Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) dan Politeknik Enjiniring Pertanian Indonesia (PEPI) bergabung untuk bekerja di Jepang. 

Hal ini disampaikan dalam sesi Sosialisasi Specified Skilled Worker (SSW) dan juga dihadiri Atase Pertanian KBRI Tokyo, Muhammad Andi Hidayat, di kampus Polbangtan Yoma (Yogyakarta-Magelang) pada Rabu, 26 Februari 2025. Ini merupakan kegiatan Kementerian Pertanian (Kementan) cq Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) bekerja sama dengan National Chamber of Agriculture (NCA) Jepang.

Dengan sosialisasi ini diharapkan mahasiswa Polbangtan/PEPI dapat mempersiapkan diri untuk bekerja di Jepang, guna meningkatkan kompetensi di bidang teknologi pertanian.

Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman dalam beberapa kesempatan mengungkapkan agar mahasiswa dan alumni Polbangtan/PEPI untuk menjadi pribadi mumpuni. 

"Empat kunci yang perlu dipegang teguh agar SDM kita menjadi mumpuni. Di antaranya adalah bekerja yang terbaik, fokus, cepat, dan berorientasi hasil," ujar Mentan.

Kepala BPPSDMP, Idha Widi Arsanti, yang turut bergabung secara daring memberi motivasi kepada alumni dan mahasiswa Polbangtan/PEPI untuk bersemangat mengasah keahlian bahasa Jepangnya dan mampu belajar juga bekerja serius dalam program SSW di Jepang. Agar nanti mampu menerapkan keahlian di daerahnya masing-masing, 

"Sepulangnya dari Jepang, adik-adik kami harapkan bisa menjadi petani muda sukses di daerahnya dan menjadi mitra Kementerian Pertanian untuk membangun pertanian di daerahnya. Jadi selama di Jepang nanti adik-adik jangan semata-mata hanya bekerja, tapi pelajari juga cara kerjanya, etos kerjanya, dan pelajari juga teknologi-teknologinya,” pesan Idha, melalui keterangannya, Kamis, 27 Februari 2025.

Sekretaris BPPSDMP, Siti Munifah menambahkan, Kementan telah menyiapkan 270 mahasiswa Polbangtan/PEPI yang berminat bekerja di Jepang dengan sertifikasi JFT A2/N4 dan ASAT agar siap bekerja di negeri Matahari Terbit itu. 

Program ini memiliki durasi 11 hingga 36 bulan di Jepang dan dijalankan bersama beberapa lembaga pertanian Jepang. Seperti Japan Agricultural Exchange Council (JAEC) dan International Agricultural Exchange Association (IAEA). 

Selain meningkatkan keterampilan teknis, program ini juga bertujuan untuk membentuk etos kerja tinggi, transfer teknologi, serta membuka jejaring bisnis bagi petani muda Indonesia.

“Peserta yang mengikuti program ini akan mendapatkan pengalaman bertani dengan teknologi canggih Jepang, yang nantinya bisa diterapkan di Indonesia. Ini adalah investasi jangka panjang untuk ketahanan pangan nasional,” tambah Siti Munifah.

Lebih lanjut, para alumni program ini diharapkan tidak hanya menjadi tenaga kerja di Jepang, tetapi juga mampu menjadi pengusaha pertanian di Indonesia. 

Guna mendukung hal tersebut, pemerintah telah menyiapkan mentoring bisnis, pelatihan daring selama program berlangsung, serta pembinaan setelah peserta kembali ke Indonesia.

Tahun ini, sebanyak 93 peserta sudah diberangkatkan ke Jepang, dengan jumlah yang terus meningkat setiap tahunnya. Pemerintah juga berupaya memperluas kuota program SSW agar lebih banyak petani muda Indonesia bisa mendapatkan kesempatan serupa.

Sementara itu, Direktur Polbangtan Yoma, Hermawan, mengenalkan kepada NCA tentang Polbangtan Yoma. Di antaranya fasilitas TeFa (Teaching Factory) yang dimiliki Polbangtan Yoma sebagai bukti bahwa mahasiswa dan alumni Polbangtan benar-benar memiliki skill yang mumpuni telah berkecimpung dalam pembelajaran serta praktik pertanian.

Muhammad Andi Hidayat, Attase Pertanian KBRI Tokyo, mengingatkan agar mahasiswa dan alumni Polbangtan/PEPI yang berminat bekerja di Jepang agar mempersiapkan diri sebaik-baiknya juga membangun komunikasi yang baik dari awal dengan host farmer yang dituju. 

Jepang sangat kekurangan SDM di bidang pertanian. Ini merupakan peluang yang sangat besar bagi para mahasiswa dan alumni Polbangtan/PEPI untuk dapat bekerja di Jepang.

Sejauh ini ada tiga program untuk petani milenial yang ingin mencoba berkarier di Jepang. Pertama, yaitu program magang teknik. Program ini memberikan kesempatan bagi petani muda Indonesia untuk meningkatkan keterampilan kerja di Jepang.

Masa tinggal bagi peserta program ini adalah maksimal lima tahun. Pekerja magang akan ditempatkan untuk bertugas di bidang pertanian budidaya, seperti tanaman hortikultura rumah kaca, tanaman ladang/sayuran dan tanaman buah.

Kedua, program keterampilan khusus 1 (SSW 1), di mana peserta harus menjadi SDM siap kerja di bidang pertanian Jepang. Lama kerja total maksimal lima tahun secara akumulatif. Calon pekerja wajib lulus ujian pertanian dan bahasa Jepang.

Ketiga, program keterampilan khusus 2 (SSW 2). Pekerja menjadi karyawan dengan keterampilan khusus yang lebih tinggi dari SSW 1. Tidak ada batas waktu kerja di Jepang. Pendaftar harus memiliki keahlian praktis di bidang pertanian, serta lulus ujian pertanian dan bahasa Jepang. rmol news logo article
EDITOR: AGUS DWI

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA