Buku ini diangkat dari disertasi Teguh di Program Hubungan Internasional, Universitas Padjadjaran (Unpad), Bandung, dan membahas dinamika konflik serta prospek perdamaian di Semenanjung Korea.
Menurut Nezar, keunikan buku ini terletak pada pengalaman pribadi Teguh yang telah lama berinteraksi dengan Korea Utara dan Korea Selatan sejak tahun 2003.
"Penulis telah belasan kali ke Korut untuk berbagai kegiatan," kata Nezar lewat video singkatnya yang ditayangkan saat peluncuran buku
'Reunifikasi Korea: Game Theory'di Hall Dewan Pers, Jalan Kebon Sirih , Jakarta Pusat, Selasa 18 Februari 2025.
Salah satu momen penting adalah ketika Teguh menjadi utusan khusus almarhumah Rachmawati Soekarnoputri pada tahun 2015 untuk menyerahkan penghargaan Star of Soekarno kepada pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un.
Selain itu, Teguh juga memiliki pengalaman berinteraksi dengan Korea Selatan. Pada tahun 2019, ia menjadi pembicara dalam forum wartawan dunia yang membahas prospek perdamaian di Semenanjung Korea.
"Keterlibatan aktif dalam proses ini memberikan nilai tambah dan memperkaya analisis di dalam melihat prospek perdamaian di semenanjung Korea," kata Nezar.
Dalam bukunya, Teguh mengupas panjangnya konflik di Semenanjung Korea yang telah berlangsung sejak akhir Perang Korea tahun 1953. Ia menggunakan dua pendekatan utama dalam analisisnya.
Pertama, pendekatan yang menekankan bahwa setiap negara dipengaruhi oleh dinamika politik di arena internasional. Kedua, teori permainan (game theory) yang menempatkan setiap aktor sebagai pemain yang menerapkan strategi terbaik sambil mencoba menebak langkah lawan mereka.
"Pengalaman sebagai wartawan membuat karya akademik ini dapat dikemas menjadi mudah dan enak diikuti oleh kalangan awan sekalipun," kata Nezar.
Menurut Nezar, buku ini sangat relevan dengan situasi saat ini. Dia berharap Buku
'Reunifikasi Korea: Game Theory', dapat menjadi referensi penting bagi akademisi, diplomat, dan pihak-pihak yang tertarik memahami dinamika politik dan strategi di kawasan tersebut.
BERITA TERKAIT: