Dalam pandangannya, buku terbaru Teguh bertajuk "
Reunifikasi Korea: Game Theory" tidak hanya merupakan bagian dari disertasinya, tetapi juga telah diperkaya dengan analisis politik yang mendalam mengenai situasi global.
“Bukunya tentang reunifikasi Korea ini menarik karena bukan hanya kajian akademis, tetapi juga mencerminkan kehendak konstitusi kita, yaitu menjaga perdamaian dunia,” ujar Adhie ketika ditemui redaksi di Hall Dewan Pers, Selasa, 18 Februari 2025.
Menurutnya, apa yang dilakukan Teguh adalah perwujudan dari tugas konstitusional yang seharusnya dijalankan oleh negara.
Namun, sebagai seorang jurnalis dengan naluri kemanusiaan dan kepedulian terhadap situasi dunia, Teguh mengambil peran itu dengan menyuarakan gagasannya tentang perdamaian internasional.
Menurutnya, pengalaman Teguh sebagai wartawan yang meliput berbagai peristiwa di luar negeri menjadi pelajaran berharga, tidak hanya bagi rekan-rekan seprofesinya, tetapi juga bagi masyarakat luas.
"Wartawan itu harus punya wawasan internasional," tandas mantan Jurubicara Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid alias Gus Dur tersebut.
Buku "
Reunifikasi Korea" Game Theory" karya Teguh Santosa menjadi refleksi dari pemahaman mendalam seorang jurnalis Indonesia terhadap persoalan internasional.
Dengan pendekatan yang tajam dan analisis yang kuat, ia menunjukkan bahwa peran wartawan tidak hanya sebatas menyampaikan berita, tetapi juga bisa menjadi bagian dari upaya membangun kesadaran global dan perdamaian dunia.
BERITA TERKAIT: