Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, mengatakan bahwa Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) BNPB mencatat beberapa kejadian banjir selama dua hari terakhir, yaitu dari Selasa, 28 Januari 2025 hingga Rabu, 29 Januari 2025.
Laporan pertama yang dirangkum adalah peristiwa banjir di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, pada Selasa, 28 Januari 2025, pukul 06.30 WITA, yang menyebabkan 215 kepala keluarga (KK) terdampak di Desa Pasir Putih, Kecamatan Pamona Selatan, Kabupaten Poso, Provinsi Sulawesi Tengah.
"Peristiwa ini terjadi setelah hujan dengan intensitas tinggi mengguyur wilayah Kabupaten Poso dan meluapnya Sungai Kodina, sehingga merendam 215 rumah, 2 fasilitas pendidikan, dan 2 fasilitas ibadah. BPBD Kabupaten Poso melakukan upaya pertolongan dan asesmen terhadap warga terdampak," kata Muhari dalam keterangan tertulisnya, Rabu, 29 Januari 2025.
Selanjutnya, bencana banjir juga melanda Kecamatan Bojonggede, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat, sejak Selasa, 28 Januari 2025, pukul 12.00 WIB. Banjir dengan tinggi muka air mencapai 1 meter ini menyebabkan 120 jiwa dan 30 rumah terdampak.
"Kejadian ini melanda Desa Rawa Panjang dan Desa Pabuaran, Kecamatan Bojonggede, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Hasil kaji cepat sementara menunjukkan bahwa banjir dipicu oleh hujan dengan intensitas tinggi dan meluapnya Kali Kleret serta Kali Balong yang mengalami penyempitan. Adapun kondisi genangan banjir di beberapa titik sudah mulai berangsur surut," jelas Muhari.
Kemudian, kata Muhari, banjir juga dirasakan oleh 585 KK warga di Desa Mbawi, Kecamatan Dompu, Kabupaten Dompu, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) sejak Selasa, 28 Januari 2025, pukul 14.00 WITA. Banjir yang dipicu oleh curah hujan tinggi dan meluapnya air sungai itu juga menggenangi 60 hektare lahan persawahan dan tiga titik saluran irigasi.
"BPBD Kabupaten Dompu melakukan upaya pertolongan kepada warga terdampak dan berkoordinasi dengan aparat pemerintah kecamatan dan desa terdampak," tutur Muhari.
Selanjutnya, banjir akibat tingginya intensitas hujan juga terjadi di wilayah Kalimantan Timur, yang menyebabkan 3 kelurahan di dua kecamatan terdampak di Kota Samarinda pada Selasa, 28 Januari 2025, pukul 08.00 WITA.
Ketiga kelurahan tersebut adalah Kelurahan Sempaja Timur, Kelurahan Desa Budaya Pampang di Kecamatan Samarinda Utara, dan Kelurahan Gunung Lingai di Kecamatan Sungai Pinang. Peristiwa ini mengakibatkan 841 KK dan 703 rumah terdampak.
"Hingga Selasa, 28 Januari 2025, pukul 21.00 WITA, ketinggian air dilaporkan masih bervariasi mulai dari 20 hingga 150 sentimeter," terangnya.
Muhari memastikan bahwa BPBD Kota Samarinda beserta tim gabungan melakukan asesmen, evakuasi, dan pertolongan kepada warga terdampak banjir.
Dari beberapa peristiwa banjir tersebut, BNPB mengimbau kepada pemerintah daerah dan masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi bencana banjir susulan, serta mempersiapkan rencana evakuasi mulai dari tingkat keluarga hingga komunitas, serta mempersiapkan kebutuhan darurat seperti obat-obatan, makanan, air, dan sebagainya.
"Pemerintah daerah diimbau untuk memperhatikan kondisi peralatan, melakukan pemantauan pada wilayah dengan risiko tinggi bencana, serta mengikuti selalu informasi yang dapat dipertanggungjawabkan dan mengikuti instruksi dari petugas berwenang," pungkas Muhari.
BERITA TERKAIT: