Setelah dua tahun sukses diterapkan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Cipinang, inisiatif ini diharapkan mampu meningkatkan kualitas hidup sekaligus memberdayakan warga binaan Rutan Kelas I Pondok Bambu.
Department Head Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) Pelindo, Febrianto Zenny, mengatakan, program ini adalah wujud komitmen Pelindo bersama sejumlah BUMN lainnya dalam mendukung rehabilitasi dan pemberdayaan warga binaan.
“Kami ingin warga binaan Rutan Kelas I Pondok Bambu memiliki keterampilan praktis sebagai bekal untuk hidup mandiri usai masa pembinaan. Untuk itu, Program Pelita Warna diimplementasikan dengan berbagai kegiatan seperti seminar anti-narkoba, pelatihan keterampilan, serta pengadaan fasilitas pendukung, termasuk BUMN Coffee Corner,” ujar Febrianto, di Jakarta, dikutip Kamis 19 Desember 2024.
Program ini menitikberatkan pemberdayaan warga binaan dengan dukungan pengembangan fasilitas di rutan, seperti penyediaan akses air bersih siap konsumsi untuk mendukung kesehatan warga binaan.
“Kami berharap inisiatif ini tidak hanya memberikan dampak positif secara langsung, tetapi juga menginspirasi lembaga pemasyarakatan lain untuk menerapkan program serupa,” tambahnya.
Pelita Warna merupakan inisiatif Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) yang berfokus pada tiga pilar utama, yaitu pendidikan, pemberdayaan ekonomi, dan pelestarian lingkungan. Dengan pendekatan tersebut, Pelita Warna dirancang untuk tidak hanya memberikan dampak jangka pendek, tetapi juga manfaat berkelanjutan bagi warga binaan.
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) DKI Jakarta, R. Andika Dwi Prasetya, mengapresiasi keberlanjutan program Pelita Warna.
“Terima kasih kepada Pelindo dan BUMN yang telah mendukung rehabilitasi di Lapas Cipinang selama dua tahun terakhir. Kini, program ini hadir di Rutan Pondok Bambu. Kami berharap inisiatif seperti ini dapat direplikasi di lapas-lapas lain di seluruh Indonesia,” ujarnya.
Pada program terbaru ini melibatkan kolaborasi tujuh BUMN, termasuk Askrindo, IFG, Airnav, PT PP, WIKA, Pelni dan ASDP. Berbagai pelatihan keterampilan, seperti barista, make-up artist, dan pijat refleksi, menjadi fokus utama program.
“Kami ingin memastikan warga binaan tidak hanya diberdayakan, tetapi juga dipersiapkan secara maksimal untuk dapat reintegrasi ke masyarakat. Program ini sekaligus membuktikan bahwa sinergi antara BUMN dan lembaga pemerintah dapat menciptakan perubahan positif bagi masyarakat, dalam hal ini khususnya warga binaan di lembaga pemasyarakatan maupun rumah tahanan,” lanjut Febrianto.
BERITA TERKAIT: