Hal itu diakuinya ketika rapat kerja bersama Komisi I DPR, Gedung Nusantara II, Komplek Parlemen, Senayan, Kamis sore (29/6).
"Tentunya untuk pelakunya ini belum bisa (terdeteksi) Pak. Kita baru menemukan indikasi-indikasi yang nanti dari induksi ini kta olah untuk menemukan si (peretas)," kata Hinsa dalam rapat.
Kemudian, anggota Komisi I DPR RI TB Hasanuddin bertanya kepada Hinsa Siburian ihwal jika ada orang yang sanggup mengejar apakah BSSN bisa memproteksi atau tidak.
"Kalau ada org yqng bersedia mengejar dan menemukan, kira-kira bapak mau gak memprotek yang bersangkutan?" tanya Tb Hasanuddin.
"Mau Pak," jawab Hinsa.
"Oke, nanti kita bicara 4 mata," kata TB Hasanuddin.
Hinsa lantas mengatakan bahwa BSSN bakal bekerjasama dengan 10 negara untuk keamanan siber di dunia.
"Siap. Karena kita sebenarnya saat ini pun banyak permintaan dari, kuta sudah melakukan kerja sama dengan 10 negara MoU kaitannya dengan keamanan siber mereka menawarkan juga tentunya karena ini masih dalam proses forensik ini kita tunggu dulu yang hasil dari tim kita ini baru nanti kuta koordinasinikan bagaimana bentuk kerja sama," katanya.
"Sudah ada beberapa negara mau untuk membantu," tutup Hinsa.
BERITA TERKAIT: