Film bergenre horor komedi ini merupakan hasil kolaborasi antara Pemerintah Provinsi Sumsel dan production house Smaradhana Pro, yang mengangkat teater kesenian tradisional khas Sumsel, Dul Muluk.
Disutradarai oleh Aditya Gumay, film ini dibintangi oleh aktor Palembang Anwar Fuadi dan Pj Gubernur Sumsel Agus Fatoni, yang berperan sebagai dirinya sendiri.
Dalam film tersebut, Fatoni digambarkan sedang meninjau SMAN Sumsel dan bertemu dengan Ustadz Dul Muluk, diperankan oleh Anwar Fuadi, yang hendak mendaftarkan cucunya, Dul Malik, ke sekolah tersebut.
Pertemuan ini menggugah emosi dan menjadi momen berkesan bagi para guru SMAN Sumsel.
"Saya senang dilibatkan dalam film ini. Film ini sarat pesan edukasi. Bersyukur pernah ikut berlatih seni. Berlatih seni itu penting. Bisa melatih keindahan, melatih tampil di muka publik. Dengan bekal latihan seni inilah saya tadi tidak merasa gugup dan canggung saat akting bersama Anwar Fuadi,” ujar Agus Fatoni, dilansir
Kantor Berita Politik RMOLSumselSultan Palembang Darussalam, SMB IV, menilai film ini sangat bagus dan penuh dengan nilai-nilai moral serta pesan-pesan khas Palembang.
"Ini tontonan yang sangat baik untuk keluarga. Meskipun bergenre horor, film ini lebih tepat disebut komedi situasi dan cocok untuk ditonton bersama keluarga di Sumsel. Apalagi, film ini menggunakan bahasa lokal," katanya.
Selain Agus Fatoni dan Anwar Fuadi, film ini juga dibintangi oleh Meriam Belina, Aty Lander, dan sejumlah aktor serta aktris terkenal lainnya.
Hadir pula dalam acara tersebut sejumlah tokoh penting seperti Raden Zainal Abidin Rahman Dato’ Pangeran Puspo Kesumo, mantan Kabareskrim Polri Susno Duadji, Ketua Dewan Kesenian Sumsel Iqbal Rudianto, serta artis ibu kota Dwi Yan, Roy Martin, dan Wiwit Tatung.
Sutradara Aditya Gumay mengaku tidak mengalami kesulitan saat mengarahkan Fatoni dalam film ini. "Pak Agus Fatoni sangat kooperatif dan mau melakukan take berulang hingga kami mendapatkan adegan yang pas. Ini menunjukkan keseriusan beliau dalam memerankan perannya," ujarnya.
Anwar Fuady juga memuji kemampuan akting Fatoni yang mampu mengimbangi permainan aktor profesional. "Pak Agus Fatoni tidak hanya berpengalaman tapi juga cerdas dalam memerankan perannya. Saya merasa beruntung bisa beradu akting dengannya," katanya.
Film 'Dul Muluk dan Dul Malik' diharapkan tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga sebagai sarana untuk memperkenalkan dan melestarikan budaya serta tradisi Palembang kepada generasi muda.
SMB IV menambahkan harapannya agar film-film seperti ini terus diproduksi untuk memperkaya khazanah budaya dan membangkitkan kecintaan terhadap tradisi di Sumsel.
BERITA TERKAIT: