Operasi TMC ini dimaksudkan untuk mengisi 43 bendungan di Pulau jawa yang mengalami penurunan daya tampung akibat El Nino.
Pelaksanaan TMC terbagi menjadi tiga posko, yakni Posko 2 di Bandung untuk 8 bendungan, Posko 3 di Solo untuk 23 bendungan dan Posko 4 di Malang untuk 12 bendungan.
“Dengan teknologi modifikasi cuaca kita bisa memonitor berapa kubik air yang kita dapat,” kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dikutip Rabu (12/6).
Akibat El Nino ini volume tampungan bendungan di Pulau Jawa berkurang sekitar 19 persen, yaitu sebesar 981,5 juta meter kubik air.
Salah satu dampak yang paling mengkhawatirkan dari penurunan volume air ini adalah berkurangnya pasokan air untuk irigasi, yang pada gilirannya akan mengurangi luas lahan yang dapat diairi pada musim tanam.
Melalui TMC ini diharapkan dapat mengatasi defisit volume tampungan dan memastikan ketersediaan air selama Masa Tanam II, sehingga petani tetap bisa panen dan rencana layanan irigasi untuk Masa Tanam III dapat ditingkatkan.
Direktur Bina Operasi dan Pemeliharaan Ditjen SDA Adek Rizaldi menambahkan, TMC direncanakan dilakukan dengan 1-3 sorti (penerbangan) per hari, menggunakan 800 kg garamfood grade dalam setiap penyemaian. Garam food grade digunakan supaya tidak mencemari lingkungan.
“TMC merupakan upaya Direktorat Jenderal Sumber Daya Air dalam rangka mitigasi dampak musim kemarau yang merupakan bagian dalam pengelolaan sumber daya air,” kata Adek.
Kegiatan TMC telah dilaksanakan sejak tanggal 1-5 Juni 2024 dengan hasil terjadi hujan di sekitar 22 bendungan dari target 43 bendungan, yaitu Bendungan Jatiluhur, Kedung Ombo, Wadaslintang, Logung, Gembong, Sanggeh, Cipancuh, Bolang, Banyukuwung, Panohan, Grawang, Randugunting, Gunung Rowo, Gondang Lamongan, Prijetan, Telaga Ngebel, Rancabereum, Malahayu, Lodan, Cacaban, Wonorejo dan Pacal.
BERITA TERKAIT: