Demikian penegasan Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Budi Awaluddin usai meninjau posko PPDB di SMPN 172 dan SMKN 26 Jakarta Timur, Kamis (30/5).
"Roadshow ke tiap-tiap sekolah akan secara rutin dilakukan guna memastikan seluruh layanan pendidikan di lingkungan Dinas Pendidikan DKI Jakarta dapat memberikan nuansa baru dengan memberikan pendidikan yang tuntas dan berkualitas," kata Budi.
Menurut Budi, dengan pemeriksaan ke lapangan banyak sekali manfaat yang didapat, seperti bisa melihat situasi dan keadaan sebenarnya.
"Ke depan saya akan instruksikan kepada seluruh pejabat di jajaran Disdik DKI Jakarta untuk langsung turun ke bawah (turba), bagaimana mau beres kalau kerjanya hanya di balik meja," kata Budi.
Di SMPN 172 dan SMKN 26 Jakarta Timur, Budi melihat langsung proses PPDB.
Pada tahapan ini loket PPDB dimulai dengan pengajuan akun untuk calon peserta didik baru. Loket- loket PPDB dapat melayani masyarakat yang ingin mengajukan dari jenjang SD, SMP ataupun menuju ke jenjang SMA.
Selain itu, Budi menjelaskan loket layanan PPDB ini sanggup melayani 15 hingga 25 calon peserta didik per hari.
Bahkan pada SMK 26 melayani hingga 200 calon peserta didik, warga yang datang di setiap loket yang berada di masing-masing sekolah SD, SMP hingga SMA, sehingga masyarakat diharapkan tidak perlu khawatir.
"Saya pastikan semua warga yang datang harus terlayani dengan baik dan menerima solusi bila ada kendala," ujar Budi.
Disdik DKI Jakarta menyediakan posko aduan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) DKI Jakarta 2024 secara luring (luar jaringan) maupun daring (dalam jaringan).
Tersedia 12 posko pengaduan PPDB Jakarta 2024 yang tersedia di setiap wilayah Jakarta, lalu posko pengaduan di kantor Dinas Pendidikan DKI lantai 2 dan 5, dan di setiap bidang persekolahan sesuai dengan tempatnya di lantai 9 dan 10.
Selain itu, Disdik DKI Jakarta juga bekerja sama dengan seluruh sekolah untuk membuka posko pengaduan.
"Untuk segala layanan pendidikan di seluruh wilayah DKI Jakarta adalah gratis, kita ingin membangun Indonesia emas dimulai dari pendidikan," tutup Budi.
BERITA TERKAIT: