Pernyataan itu disampaikan Risma melalui rilis Kementerian Sosial, dikutip Selasa (23/4). Dijelaskan juga, Mensos telah menyerahkan santunan Rp15 juta kepada ahli waris tiga korban jiwa akibat banjir lahar dingin Gunung Semeru, termasuk bantuan kasur lipat untuk pengungsi.
"Memang ada daerah potensi bencananya tinggi, bisa tiga sampai empat bencana. Nah, di Lumajang ini tidak hanya erupsi Semeru, tapi juga lahar dingin dan longsor, meski tanpa ada erupsi. Disebabkan sedimentasi material yang terbawa banjir akibat curah hujan tinggi. Jadi, antisipasi memang harus lebih detail," kata Risma.
Kemensos janji memandu Pemkab Lumajang menyiapkan call sign atau alarm bahaya bencana. Pihaknya sudah berkoordinasi dengan Dinas Sosial, Pemkab serta Tagana, untuk pemetaan kawasan di sekitar Gunung Semeru yang berpotensi bencana, seperti erupsi, banjir lahar dingin, ataupun longsor.
Risma juga meminta agar dibuka dapur umum sebagai pusat pengendalian operasi Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kabupaten Lumajang.
Dapur umum itu, seperti dikutip dari
Kantor Berita RMOLJatim, beroperasi sejak 19 April 2024 dan telah menyiapkan ribuan makanan berupa nasi bungkus layak konsumsi dan standar gizi bagi para pengungsi.
Dia juga mengatakan, Tagana, pelopor perdamaian serta kampung siaga bencana akan tetap memfungsikan dapur umum hingga Selasa (23/4), untuk membantu proses pembersihan pasca banjir.
Seperti diberitakan, banjir lahar dingin Gunung Semeru Lumajang terjadi pada 18 April 2024, menerjang puluhan desa serta memporakporandakan infrastruktur seperti jembatan, jalan beberapa fasilitas umum, bahkan menelan korban jiwa.
BERITA TERKAIT: