Pekan keempat Ramadan ini, Ikawiga bersama BRI Peduli didukung Grand Mercure Mirama Malang gelar buka puasa bersama dan santunan 1000 yatim, kaum dhuafa, dan pekerja sosial. Kegiatan buka puasa dan santunan berlangsung di Grand Mercure Mirama, Jalan Raden Panji, Kota Malang, Jawa Timur, Sabtu (6/4).
Ketua Ikawiga, Muhammad Supriyadi turut hadir dalam kegiatan ini sekaligus menyapa 1000 anak yatim, kalangan dhuafa, dan pekerja sosial. Supriyadi juga memberikan santunan berupa bingkisan hari raya dan uang secara simbolis yang diwakili 1 anak yatim piatu setiap panti asuhan dari 20 jumlah Panti Asuhan se Malang Raya yang hadir. Menurutnya, kegiatan buka bersama dan santunan memang menjadi rutinitas tahunan Ikawiga.
“Bersyukur kepada Allah, pada Ramadhan 1445 H ini, kami keluarga Ikawiga bersama BRI Peduli kembali gelar buka bersama dalam rangka silaturahmi dan santunan bersama adik-adik yatim-piatu, dhuafa, dan pekerja sosial. Santunan dan bingkisan kepada mereka tak lain sebagai bentuk kepedulian Ikawiga,” terang Supriyadi.
“Tentu, di Bulan Suci Ramadhan ini, Ikawiga terus berupaya terlibat langsung dalam membantu mengurangi beban masyarakat. Ikawiga berkomitmen mendampingi dan menyantuni dalam bidang sosial dan kesejahteraan masyarakat, utamanya di Malang Raya,” lanjut dia dalam sambutannya.
Bagi Supriyadi, puasa adalah ibadah yang memiliki relasi vertikal dan horizontal. Dalam kaidah Islam, kata dia, dikenal istilah hablun minallah wa hablun minannas. Puasa satu sisi menjadi ibadah untuk memupuk ketaatan kepada Tuhan, tapi di sisi yang sama, puasa juga memiliki prinsip egaliter dalam masyarakat.
“Puasa memiliki nilai moral dan tanggung jawab sosial. Zakat, infak, dan sedekah, misalnya, memiliki hikmah memberantas egoisme, kekikiran, dan mengentaskan kemiskinan. Karena itu, agenda buka bersama dan santunan Ikawiga ini tak jauh dari prinsip tersebut,” jelas Supriyadi.
“Puasa Ramadan, bagi kami, juga menjadi penanda atas kepekaan sosial untuk membantu masyarakat sekeliling. Problem sosial dalam masyarakat menjadi perhatian serius Ikawiga, utamanya dalam hal menunjang angka kesejahteraan mereka. Puasa ini menjadi momentumnya,” sambungnya.
Dijelaskan Supriyadi, puasa Ramadhan harusnya menjadi tobat sosial atas banyak hal selama ini yang tak memihak wong cilik. Kasus seperti diskriminasi, perampasan hak, adu domba, dan sebagainya, harus menjadi koreksi bersama. Bagaimanapun, lanjutnya, puasa tidak sekadar menjadi ibadah ritual tahunan, tetapi juga ibadah sosial.
“Kami berharap, Ikawiga terus konsisten berkomitmen untuk membantu saudara kita yang membutuhkan, utamanya dalam bidang sosial dan kesejahteraan. Semoga ikhtiar ini menjadi ibadah untuk mendapatkan keberkahan dan menebar kebahagian untuk sesama,” tutup Supriyadi.
Sementara itu, di tempat yang bersamaan Funding dan Transaction Manager BRI BO Malang Sinta Carolin mengapresiasi acara santunan yang digelar Ikagiwa. Menurut Sinta, acara ini sangat bagus, menunjukan komitmen dan kepedulian dari BRI dan Ikagiwa untuk berperan aktif dalam kegiatan sosial di masyarakat.
"BRI mengapresiasi kegiatan yang digelar oleh Ikagiwa, Kami berharap kegiatan ini dapat memberi manfaat dan dapat berlangsung secara berkelanjutan," tuturnya.
Untuk diketahui, kegiatan buka bersama dan santunan berlangsung meriah dan penuh keriangan. Sebelum pemberian santunan dilakukan, 1000 yatim piatu, kalangan dhuafa, dan pekerja sosial kompak puasa bersama.
BERITA TERKAIT: