Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari mengatakan, gempa yang terjadi di Pulau Bawean terjadi sebanyak 3 kali. Pertama, gempa terjadi pada pukul 11.22.45 WIB dengan kekuatan mencapai magnitudo 6,0. Kedua, terjadi pada pukul 12.31.12 WIB dengan kekuatan sebesar magnitudo 5,3. Dan ketiga tejadi pada pukul 15.52.58 WIB dengan kekuatan magnitudo 6,5.
"Jadi kita lihat dalam 3 hari, itu sampai 267 kali gempa susulan," kata Muhari saat siaran langsung di kanal YouTube BNPB Indonesia, Senin petang (25/3).
Muhari menjelaskan, akibat gempa tersebut, mengakibat sebanyak 33.365 jiwa terdampak dan mengungsi dari rumah masing-masing. Dan dari tinjauan langsung ke lapangan kata Muhari, banyak masyarakat yang rumahnya tidak rusak, namun ikut mengungsi.
"Jadi dari 33 ribu jiwa yang mengungsi, ini sebenarnya tidak merepresentasikan jumlah bangunan yang rusak. Jadi jumlah bangunan yang rusak berat itu hingga saat ini terdata cuma 799, ini juga belum semuanya masuk dalam kategori rusak beratnya BNPB. Tapi ini kita terima dulu data ini, nanti kita validasi," jelas Muhari.
Dari dialog dengan para pengungsi kata Muhari, banyak masyarakat yang trauma akibat gempa yang terjadi, meskipun rumah mereka tidak mengalami kerusakan.
"Sebenarnya lebih banyak mereka menyampaikan, 'rumah saya tuh nggak apa-apa, masih bisa ditempati, tapi kami trauma karena gempa susulannya masih sangat signifikan'. Jadi kita lihat dalam 3 hari, itu sampai 267 kali gempa susulan, memang tidak semua dirasakan, tetapi kalau misalkan dalam 2 jam terus goyang lagi, terus 3 jam goyang lagi, ini membuat masyarakat tidak merasa aman untuk kembali ke rumah," terang Muhari.
Apalagi kata Muhari, terdapat isu hoax terkait akan terjadinya tsunami. Muhari memastikan, kabar tersebut adalah tidak benar. Mengingat, kedalaman Laut Jawa hanya 20-50 meter. Sehingga secara mekanisme, tidak akan signifikan bisa mengangkat massa air dan menyebabkan tsunami.
"Apalagi ini gempanya gempa sesar geser, kecuali kalau ada longsoran di bawah lautnya, kalaupun ada longsoran di bawah laut, polasi dimentasi yang ada di laut Jawa mungkin tidak akan signifikan untuk itu, Jadi, kita sudah sampaikan ke masyarakat dalam kesempatan ini kita sampaikan lagi bahwa, tidak benar adanya isu-isu potensi tsunami di laut Jawa, atau paska gempa Bawean," pungkas Muhari.
BERITA TERKAIT: