Tigra program tersebut dibalut dengan nama Gerakan Bedah Rumah Serentak (GBRSS), Gerakan Pembangunan Sanitasi Serentak (GPSSS), dan Gerakan Penanganan Stunting Serentak (GPSTSS).
Ketua Umum TP PKK, Tri Tito Karnavian berharap, program-program tersebut bisa memenuhi kebutuhan dasar masyarakat yang masih memerlukan perhatian.
"Bedah rumah, sanitasi dan penanggulangan stunting merupakan dasar kebutuhan masyarakat dan banyak yang membutuhkannya," kata Tri Tito dalam keterangan tertulisnya, Kamis (22/2).
Adapun program tersebut telah diluncurkan langsung oleh Tri Tito di Kelurahan Karang Anyar, Kecamatan Gandus, Palembang, Sumatera Selatan pada Selasa (21/2).
Dipilihnya Sumsel sebagai lokasi peluncuran diharapkan bisa menjadi contoh
project pembangunan untuk diterapkan di daerah lain.
"Sumsel sendiri merupakan salah satu yang terbaik," jelas Tri Tito.
Program bedah rumah, sanitasi, dan penanggulangan stunting diklaim telah memberi dampak positif secara signifikan.
Program bedah rumah sendiri hingga saat ini sudah dilakukan di 8.279 ribu rumah. Diharapkan, jumlah ini akan terus meningkat seiring berjalannya waktu.
Sementara berdasarkan hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan, prevalensi balita stunting sebesar 21,6 persen di tahun 2022. Angka ini lebih rendah dibanding 2021 sebesar 24,4 persen.
Tri Tito berujar, pemerintah menargetkan stunting di Indonesia akan turun menjadi hanya 14 persen pada tahun 2024.
"Agar dapat mencapai target tersebut, perlu upaya inovasi dalam menurunkan jumlah balita stunting 2,7 persen per tahunnya," tutup Tri.
BERITA TERKAIT: