“Bagi kita orang Aceh, beliau adalah pahlawan tsunami,” kata Kamal Farza, dikutip
Kantor Berita RMOLAceh, Senin (18/12).
Menurut Kamal, Aceh pernah mengalami masa kelam dalam sejarah. Di mana setelah terjadi konflik, kemudian diterjang tsunami. Sehingga menghancurkan sarana dan prasarana.
“Jika kita lihat kondisinya waktu itu, rasanya nggak mungkin Aceh bisa pulih,” ujarnya.
Kamal mengatakan kehadiran sosok Kuntoro menjadi angina segar bagi Aceh. Kuntoro berhasil membawa Tanah Rencong kembali pulih, lebih baik dari pada sebelum terjadi tsunami.
Kuntoro pada saat itu, lanjut Kamal, mengusulkan pembangunan rumah sebanyak 220 ribu unit di Aceh maupun Nias. Karena melihat jumlah korban akibat tsunami 173.741 meninggal dunia, dan 394.539 harus mengungsi.
Dia menyebutkan saat itu sarana pendidikan di Aceh juga hancur. Sebanyak 1.488 unit sekolah rusak, hingga menyebabkan sekitar 150 ribu siswa berhenti sekolah.
“Selain itu tsunami Aceh juga menyebabkan 26 puskesmas, sembilan pelabuhan, dan 230 kilometer jalan rusak berat. Begitu juga sektor perkebunan, sekitar 11 ribu hektar rusak dan gagal panen,” ungkapnya.
Menurut Kamal, perekonomian Aceh pada saat itu melemah hingga 15 persen pada 2005. Karena itu, dia meminta Kuntoro Mangkusubroto dijadikan nama Jalan di Banda Aceh.
“Tepatnya di Jalan Protokol dari Blangpadang sampai Ulee Lheu. Mengingat kawasan itu adalah tempat pertama sekali Badan Rehab Rekon Aceh memulai untuk melakukan pemulihan Aceh pasca bencana,” jelasnya.
Kamal akan menyurati Penjabat Gubernur Aceh hingga Dewan Perwakilan Rakyat Aceh agar Kuntoro Mangkusubroto dijadikan nama jalan di Banda Aceh. Dia berharap usulan tersebut terwujud.
BERITA TERKAIT: