Maman mengungkapkan, Doni Monardo beberapa kali datang ke Pondok Pesantren Al Mizan Jatiwangi yang diasuhnya. Menurutnya, saat bertemu Doni banyak berbincang tentang pepohonan di sana.
"Sebuah percakapan di bawah pohon besar saat Pak Doni datang ke Pondok Pesantren Al Mizan Jatiwangi, saya ngobrol banyak dengannya soal pentingnya mitigasi bencana dan itu bisa dilakukan lewat sebuah kebiasaan baik dari masyarakat yaitu menanam pohon termasuk menanam pohon di depan rumah atau halaman rumah," kenang Maman dalam keterangannya, Senin (4/12).
Kabar kepergian Doni Monardo pun membuatnya begitu merasa kehilangan. Juru bicara Timnas Amin ini mengaku sangat dekat dengan Doni Monardo karena menjadi mitra Komisi VIII DPR RI selama keduanya menjabat.
"Saya mengenal Pak Doni sangat dekat karena sebagai mitra komisi VIII. Satu-satunya kepala badan setingkat kementerian yang menjelaskan dengan detail bahkan membuat contoh," kata Maman.
Setiap berbincang dengan Doni Monardo, Maman menyebut selalu ada gorengan sukun di tengah-tengah mereka. Ia mengatakan bahwa pohon sukun tidak hanya bisa mencegah bencana tapi juga menjadi tanaman produktif.
"Selalu ada gorengan sukun di meja kami untuk menjelaskan menanam sukun bukan hanya sekedar untuk mencegah bencana erosi tapi juga menjadi tanaman yang produktif hasil jual buah-buahan apalagi kalau sudah diolah itu menjadi sangat tinggi dia mencontohkan kalau 10 pohon ditanam dan biaya sekitar Rp 3 juta maka 4 tahun kemudian bisa menghasilkan sekitar Rp30 juta bayangkan saja sangat-sangat produktif," tutup Maman.
Doni Monardo meninggal dunia pada Minggu (3/12) pukul 17.35 WIB. dalam usia 60 tahun.
Doni Monardo akan dimakamkan hari ini, Senin (4/12) di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Selatan.
BERITA TERKAIT: