Ketika hujan turun, kamar rawat inap selalu bocor. Membuat lantai digenangi air. Tentunya kondisi RSUD DSR seperti itu rawan bagi pasien, pengunjung, dan keluarga pasien yang lalu-lalang di tempat itu untuk terpeleset atau terjatuh. Tidak hanya itu, hampir semua ruangan pun tak memiliki penerangan lampu.
Dari keterangan salah satu keluarga pasien, Darwin, dirinya kaget saat menjenguk keluarganya yang dirawat di ruangan Subing 3 RSUD DSR.
Saat itu kebetulan sedang turun hujan. Dari pantauannya tampak air yang mengucur dari plafon ruangan, yang diduga akibat atap bocor sehingga lantai digenangi air hujan, dan ditampung dengan ember.
"Saya kaget kok ada kucuran air dari atas plafon ruangan, dan saat saya tanya kepada keluarga yang dirawat mengatakan bahwa kalau hujan bocor, jadi harus ditampung dengan ember, biar enggak menggenangi lantai," beber Darwin, kepada
Kantor Berita RMOLLampung, Sabtu (13/5).
Ia pun mencoba melihat ruangan yang bersebelahan dengan ruang rawat inap Subing 3, ternyata hal yang sama juga terjadi. Di ruangan yang tidak ada pasiennya itu lantai ruangan digenangi air hujan akibat atap ruangan bocor.
"Jadi sudah lebih dari dua ruangan yang saya telusuri sama saja, malah ruangan yang tidak ada pasiennya lantainya digenangi air. Dari keterangan perawat yang piket, dia bilang plafon itu sengaja dijebol agar air hujan dari atap yang bocor bisa turun," ungkapnya.
Tidak hanya itu, Darwin juga menjelaskan, hampir 75 persen ruangan yang ada di RSUD gelap gulita. Bahkan beberapa fasilitas sarana dan prasarana yang ada di gedung rumah sakit tersebut banyak yang rusak.
"Hampir semua ruangan gelap gulita, sudah kayak di kuburan. Fasilitas rumah sakit plat merah milik Pemkab kok kayak gitu? Wajar saja kalau pasien enggan berobat di sini," keluhnya.
BERITA TERKAIT: