Berdasarkan catatan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) hingga pukul 04.00 WIB, setidaknya ada 4 gempa susulan di wilayah Maluku.
"Hingga pukul 04.00 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya empat aktivitas gempabumi susulan dengan magnitudo terbesar M5,5 dan terkecil M4,1," terang Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, di Jakarta, Selasa (10/1).
Dijelaskan Daryoni, gempa bumi M7,9 berdampak dan dirasakan di daerah Saumlaki dengan skala intensitas V MMI (Getaran dirasakan hampir semua penduduk, orang banyak terbangun).
Pun terasa di daerah Dobo, Tiakur dengan intensitas IV MMI (pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah, di luar oleh beberapa orang, gerabah pecah, jendela/pintu berderik dan dinding berbunyi). Kemudian di daerah Sorong, Kaimana, Alor, Waingapu, Waijelu, Lembata dengan intensitas III-IV MMI (pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah)
Skala intensitas lebih rendah, yakni II-III MMI (Getaran dirasakan seakan truk berlalu) terasa di daerah Kairatu, Merauke, Nabire, Tanah Merah, Wamena, Bakunase, Kolhua, Sabu, Rote, Ende, Amarasi Selatan, Kota Kupang. Dan daerah Ambon dan Piru II MMI (Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang).
Adapun lokasi episenter gempa bumi terletak di koordinat 7,37 derajat Lintang Selatan (LS); 130,23 derajat Bujur Timur (BT) atau tepatnya di laut dengan jarak 136 km arah barat laut Maluku Tenggara Barat, di kedalaman 130 km.
BMKG menyimpulkan gempa tersebut terjadi akibat aktivitas subduksi di Laut Banda dan berdasarkan hiposenter gempa tergolong kategori menengah dengan mekanisme gempa berupa pergerakan naik
(thrust fault).
Sebelumnya, BMKG sempat mengeluarkan peringatan dini tsunami untuk wilayah Maluku dan Sulawesi Tenggara menyusul gempa M7,9 pada Selasa (10/1) pukul 00.47.34 WIB. Namun peringatan dini tsunami ini dinyatakan berakhir pada pukul 03.43 WIB.
BERITA TERKAIT: