Nantinya, tanah dan air dari 34 provinsi itu dituangkan ke dalam sebuah wadah besar dalam sebuah ritual yang digelar di Titik Nol Nusantara.
Nah, Provinsi Banten memilih membawa tanah dan air dari Baduy dan Keraton Surosowan, mengingat secara akar budaya, Banten berasal dari dua tempat tersebut.
"Daerah Baduy disebut sebagai Desa Adat khas Banten yang tidak ada persamaannya dengan daerah-daerah lain di Indonesia dan juga negara-negara lainnya," jelas Wakil Gubernur Banten, Andika Hazrumy, dikutip
Kantor Berita RMOLBanten, Senin (14/3).
"Sementara untuk Keraton Surosowan disebut Andika sebagai cikal bakal peradaban Banten modern hari ini," sambungnya.
Adapun alasa mengambil air dari kawasan Tirtayasa adalah karena sejarah perairan di Banten sangat masyhur pada era Sultan Ageng Tirtyasa yang membangun sistem pengairan persawahan di kawasan Tirtayasa tersebut.
"Ini juga hasil konsultasi kami di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dengan para ahli kebudayaan dan sejarah, sehingga akhirnya terpilih Baduy dan Keraton Surosowan sebagai tanah dan air Tirtayasa yang spesifik sebagai akar kebudayaan dan sejarah masyarakat Banten," papar Andika.
BERITA TERKAIT: