Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Pemerintah Kabupaten Selayar Tetapkan Status Tanggap Darurat Paska Gempa M 7,4

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ahmad-satryo-1'>AHMAD SATRYO</a>
LAPORAN: AHMAD SATRYO
  • Rabu, 15 Desember 2021, 13:25 WIB
Pemerintah Kabupaten Selayar Tetapkan Status Tanggap Darurat Paska Gempa M 7,4
Rumah warga NTT terdampak gempa magnitudo 7 4/Repro
rmol news logo Gempa bumi magnitudo 7,4 yang mengguncang Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) juga dirasakan beberapa wilayah di Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara.

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebancanaan, Abdul Muhari, Abdul Muhari menerangkan, fenomena geologi yang terjadi pada Selasa (14/12), pukul 10.20 WIB itu juga berdampak pada sejumlah kerusakan bangunan, korban luka-luka dan pengungsian.

"Salah satu wilayah terdampak, yaitu Kabupaten Selayar di Provinsi Sulawesi Selatan, telah menetapkan status tanggap darurat bencana gempa bumi paska kejadian," ujar Abdul Muhari dalam keterangan tertulisnya pada Rabu (15/12).

Abdul Muhari juga menuturkan, pemerintah Kabupaten Selayar menerbitkan status tersebut melalui surat bernomor 576/XII/Tahun 2021 yang berlangsung selama 14 hari, terhitung mulai tangal 14-27 Desember 2021.

Kemudian berdasarkan laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Selayar per pukul 09.00 WIB, gempa M 7,4 berdampak pada korban luka dan kerusakan material.

"Data sementara mencatat warga luka ringan 5 jiwa dan luka berat 1 jiwa, sedangkan kerusakan di sektor perumahan berjumlah 345 unit, dengan rincian rusak berat 134 unit dan sisanya rusak ringan," terang Abdul Muhari.

Selain dampak tersebut, BPBD juga mencatat sejumlah fasilitas umum terdampak, antara lain sekolah 3 unit, masjid rusak berat 2, rumah dinas kades rusak berat 1, pelabuhan rakyat 1, balai warga 1 dan gudang rusak ringan 2.

"Sementara itu, tiga ribu lebih warga Kabupaten Selayar dilaporkan mengungsi di sejumlah titik. Total warga mengungsi berjumlah 3.900 jiwa yang tersebar di 17 titik pengungsian," imbuh Abdul Muhari.

Berikut ini rincian sebaran warga mengungsi, yaitu mintu’u 6 titik dengan jumlah 2.000 jiwa, Lambego 6 titik (900), Larawu 3 titik (500), Puncak Majapahit 1 titik (250), Langundi 1 titik (50). BPBD masih melakukan pendataan untuk warga mengungsi pada 30 titik di Kecamatan Pasimaranu.

Merespons kejadian ini, BPBD Provinsi Sulawesi Selatan telah memberikan dukungan dan bantuan logistik kepada warga Kabupaten Selayar.

Hingga kini, BPBD di beberapa wilayah terdampak, seperti Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara masih terus melakukan pendataan di lapangan. Berdasarkan laporan sebelumnya, BPBD di ketiga wilayah tersebut menginformasikan masyarakatnya merasakan guncangan dengan intensitas lemah hingga kuat.

"Informasi yang diterima Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB pada hari ini, pukul 12.30 WIB, menyebutkan belum ada laporan korban jiwa akibat peristiwa tersebut," terang Abdul Muhari.

Sedangkan pengungsian, BPBD Kabupaten Sikka melaporkan sebanyak 26 warganya mengungsi di aula rumah jabatan Bupati Sikka. BPBD di wilayah lain masih melakukan pendataan di lapangan.

"BNPB terus memantau dan berkoordinasi dengan BPBD terdampak untuk mendapatkan data dan informasi terkini penanganan darurat paska gempa," tutup Abdul Muhari. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA