Hal itu disampaikan Sandiaga saat bertemu pelaku UMKM di Ambon City Center, Maluku, beberapa waktu lalu. Ia menegaskan, salah satu penopang bangkitnya ekonomi Indonesia adalah kebangkitan UMKM. Selalu ada potensi dan peluang dari setiap krisis yang terjadi.
"Kita perlu meningkatkan keterampilan melalui 3G. Melalui gercep atau gerak cepat, geber atau gerak bersama, dan gaspol yakni garap semua potensi," ujar Sandiaga dalam keterangan yang diterima redaksi, Rabu (3/11).
Sandiaga meyakini, tiga hal itu bisa terealisasi bila ada keinginan kuat dari UMKM dan dukungan dari berbagai pihak, termasuk Kementerian Koperasi dan UMKM. Dengan sinergi, Sandi yakin UMKM Indonesia akan lebih cepat bertransformasi dan mempercepat pemulihan ekonomi nasional yang sempat ambruk akibat pandemi Covid-19.
Ia menambahkan, akselerasi tranformasi digital masyarakat ini harus dibantu, difasilitasi oleh pemerintah, dunia usaha, dan dunia pendidikan. Semua UMKM sudah harus masuk ranah digital, terlepas apapun jenis usahanya, selama masih bisa dipasarkan secara online.
Mengutip survei Bank Indonesia, sebanyak 87,5% dari UMKM terdampak pandemi. Dari besaran itu, 93,2% diantaranya terdampak negatif hingga mengalami penurunan omzet, sedangkan 12,5% lainnya tidak terdampak karena sudah berjualan online.
“Walau berjualan herbal, kuliner, fashion, sekarang semua harus masuk ke dalam ekosistem ekonomi digital. Ini yang juga menjadi peluang buat para UMKM," tegasnya.
Sandiaga menegaskan, digitalisasi merupakan pergeseran kebutuhan yang perlu diadopsi oleh pelaku usaha, termasuk UMKM.
“Perlu uluran tangan berbagai pihak. Dengan demikian, adaptasi, kolaborasi, dan inovasi menjadi bagian yang tak terpisahkan,†tandas Sandiaga.
BERITA TERKAIT: