KRI Nanggala-402 tenggelam di kedalaman 838 meter dan menyebabkan gugurnya 53 ABK dalam kapal selam buatan Jerman itu.
Kondisi ini dapat membuat permasalahan psikologis bagi keluarga terutama anak-anak yang masih kecil sehingga membutuhkan pendamping.
Tujuannya, untuk meminimalisir hal-hal yang dapat terjadi secara psikologis.
Dispsial telah membentuk 14 Tim pendampingan psikologi keluarga ABK KRI Nanggala-402 dibawah Koordinator Kasubdis Psiops Kolonel Laut (KH) Bachrul Ulum.
Setiap tim pendamping terdiri dari 1 psikolog dan 1 asisten sarjana psikologi.
Selain itu juga telah didirikan Posko Crisis Center bertempat di Satuan Kapal Selam (Satsel) Koarmada II.
Menurut Kadispsial Laksma TNI Wiwin D.Handayani bahwa tim psikologi yang sudah dibentuk telah bekerja mendampingi para keluaraga korban.
Tim pendamping keluarga ini, selain bertujuan untuk memberikan dukungan moril kepada keluarga, tim juga bekerja untuk mendata permasalahan-permasalahan keluarga yang timbul dan memberikan solusinya.
BERITA TERKAIT: