“Memang awal-awal adanya Covid-19 terjadi penurunan harga ikan, tapi tidak sampai membuat rugi dan sekarang sudah normal kembali. Indikasinya, ikan-ikan yang ada di pelabuhan selalu habis tiap hari,†demikian kata Gunawan Saleh seperti dilansir
Kantor Berita RMOLJatim, Selasa (7/7).
Lebih lanjut Saleh menjelaskan, penurunan ekspor terjadi pada jenis ikan tertentu seperti tuna. Menurutnya, hal ini karena ada sejumlah negara yang memberlakukan lockdown akibat pandemik Covid-19.
“Memang ada penurunan sedikit tapi tetap diterima oleh pabrikan. Karena untuk ikan tuna baru aja musim. Sebelumnya tidak ada, di
coldstorage masih ada,†jelasnya.
Gunawan mengatakan, ada ekspor yang mengalami peningkatan seperti udang. Hal ini disebabkan karena India sedang lockdown yang menyebabkan tidak mengekspor udang.
“Jadi keuntungan bagi Indonesia, sekarang eksportir malah mencari udang, bahkan kekurangan bahan baku. Pada masyarakat petambak, harga udang juga bagus. Petambak yang dulunya khawatir rugi saat pandemik ternyata malah untung,†katanya.
Lebih lanjut Gunawan mengatakan, untuk ekspor ikan secara keseluruhan mengalami penurunan akibat adanya pandemik Covid-19. Namun untuk komoditas udang mengalami peningkatan.
Berdasarkan data Dinas Perikanan dan Kelautan Jatim untuk ekspor udang mulai Januari hingga Mei sebesar 3.644.660.95 kilogram dengan nilai ekspor 363.374.891.55 dolar AS.
Sementara untuk Tuna 19.368.827.85 kilogram dengan nilai ekspor 425.969.281.30 dolar AS.
“Negara yang menjadi tujuan ekspor terbesar adalah China, United States, Japan, USA dan Thailand,†pungkasnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: