Begitu kata Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat membuka Gebyar Dzikir Akbar dan Doa Keberkahan untuk DKI Jakarta secara virtual bersama MUI DKI Jakarta, DMI, dan Kantor Wilayah Kementerian Agama, Kamis malam (26/6). .
"Kita menyaksikan bahwa masih ada kasus positif. Tentu masih, karena memang wabahnya belum selesai. Tapi angka positif kita jauh di bawah persyaratan yang disebut dengan berisiko," ujar Anies dari kediamannya di Lebak Bulus, Jakarta Selatan, yang disiarkan melalui akun YouTube Pemprov DKI.
Dengan pencapaian tersebut, maka Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization alias WHO, mengizinkan Jakarta untuk melakukan transisi dan pelonggaran. Ini mengungat angka positif di dKI rata-rata hanya 5 persen dalam satu bulan terakhir. Bahkan dua hari belakangan hanya 3,8 persen.
“Artinya kondisi di Jakarta sudah makin terkendali. Tapi ini belum selesai, tantangannya masih besar. Ke depan, kita perlu lebih disiplin," jelas mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu.
Anies juga membeberkan bahwa di Jakarta saat ini, memiliki benteng pertahanan yang cukup kuat. Hal itu karena DKI memiliki 67 rumah sakit khusus untuk digunakan Covid-19 dan lebih dari 3.500 tempat tidur disiapkan untuk pasien Covid-19. Selain itu, juga ada lebih dari 500 ruang ICU disiapkan untuk Covid-19.
"Itu semua adalah benteng pertahanan kita yang alhamdulillah hari ini dan hari-hari kemarin tidak pernah terpakai secara optimal. Paling saat ini hanya sekitar 30 hingga 35 persen. Artinya, kita kerja makin terasa dampaknya," jelas Anies.
Lebih lanjut, Anies meminta doa dari para ulama agar mereka yang bekerja di tempat berisiko bisa terhindar dari virus corona dan bisa pulang dengan keadaan sehat.
“Doakan mereka semua bisa kembali bersama keluarga sebagaimana keluarga-keluarga lain di Jakarta," pungkasnya seperti dilansir
Kantor Berita RMOL Jakarta.
BERITA TERKAIT: