Inovasi yang dimaksud adalah sterilisasi dengan penyinaran sinar Ultra Violet (UV) di dalam gerbong yang bertujuan untuk membunuh virus dan sumber penyakit lainnya.
General Manager Corporate Secretary LRT Jakarta, Bintang Kemal H mengatakan, salah satu kelebihan dari penggunaan metode UV adalah dari segi harga cukup efisien dibandingkan dengan metode penyemprotan yang memerlukan cairan disinfektan, APD sekali pakai, juga jasa dari pihak luar.
"Maka dari itu, kemudahan penggunaan, biaya yang efektif, dan teknik yang lebih modern adalah pertimbangan utama dari adopsi metode ini," ujarnya melalui keterangan tertulis, Jumat (19/5).
Penggunaan sinar UV ini akan dilakukan setiap malam hari setelah rangkaian tiba di depot untuk pengecekan dan perawatan harian.
Sebelumnya, petugas membersihkan bagian luar badan kereta melewati ATWP (Automatic Train Washing Plant) dan dilanjutkan teknisi yang menggunakan APD untuk akan menempatkan lampu UV di masing-masing trainset dan mengaktifkan lampu tersebut dengan
remote control dari luar setelah ruangan kereta steril dari personel untuk 15 menit berikutnya.
"Setelah proses selesai, pihak teknisi akan memberikan jeda waktu 40 menit sebelum mereka memasuki trainset dan mengambil alat guna memaksimalkan efek sterilisasi sinar UV," jelas Bintang Kemal.
Menurutnya, inovasi kebersihan seperti penggunaan sinar UV ini sangat diperlukan dalam menghadapi dan mengontrol penyebaran Virus Covid-19 sebagai bentuk dari komitmen LRT Jakarta dalam menjaga Kesehatan penumpang dan karyawannya.
LRT Jakarta juga berencana menambah prosedur kesehatan lain yang mampu meningkatkan kesehatan penumpangnya lewat penggunaan HEPA (High-efficiency particulate air) filter di sistem ventilasi kereta untuk mencegah penyebaran penyakit secara airborne (lewat udara) dan untuk menjaga kualitas udara di dalam kereta.
"Diharapkan lewat diterapkannya usaha-usaha ini maka LRT Jakarta akan terus terjamin kualitasnya sebagai transportasi umum yang memenuhi standar Kesehatan," pungkasnya.
BERITA TERKAIT: