Gus Yasin Instruksikan Ponpes Di Jateng Bentuk Satgas Jaga Santri

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/angga-ulung-tranggana-1'>ANGGA ULUNG TRANGGANA</a>
LAPORAN: ANGGA ULUNG TRANGGANA
  • Senin, 15 Juni 2020, 21:44 WIB
Gus Yasin Instruksikan Ponpes Di Jateng Bentuk Satgas Jaga Santri
Wagub Jateng, Taj Yasin Maimun/RMOLJateng
rmol news logo Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen, minta pengurus pesantren membentuk satuan tugas (Satgas) Jaga Santri.

Tujuannya, untuk mengawasi protokol kesehatan sekaligus melakukan penanganan ketahanan ekonomi di pondok.

Menurut Politisi PPP ini, peran Satgas Jaga Santri tak beda jauh seperti konsep Jogo Tonggo Jawa Tengah.

"Di pesantren ada yang kita istilahkan Jaga Santri, yang kemudian dilinkkan dengan Jogo Tonggo di desa setempat, sehingga lebih cepat. Itu untuk menangani dampak ekonomi, misalnya terkait pasokan bahan makanan di pesantren bagi para santri. Selain itu mereka juga akan bekerjasama dengan puskesmas bilamana ada santri yang sakit (gejala Covid-19)," kata Gus Yasin, sapaan akrabnya, Senin (15/6) seperti dikutip dari Kantor Berita RMOLJateng.

Kata Gus Yasin, Satgas Jaga Santri penting karena pondok pesantren merupakan institusi yang menggabungkan pendidikan formal dan agama. Selain itu, pola pendidikan di Ponpes sulit jika harus meniru sekolah formal pada umumnya.

Terkait kembalinya santri ke pondok, Yasin menyebut sudah membuat berbagai pola acuan. Hal itu, didasarkan pada kunjungannya di beberapa ponpes, yang memiliki skenario pembelajaran jika pondok pesantren diizinkan untuk menggelar kembali proses belajar mengajar.

Di antaranya menggelar pendidikan dengan sistem shift, bilamana tidak semua santri menetap di pondok.

Hal yang terpenting, adalah proses karantina terhadap santri, yang baru datang dari wilayah asal. Selain itu, pengurus juga wajib menyediakan fasilitas basuh tangan dan sabun untuk para santrinya.

Yasin menyebut, sudah melakukan konsultasi dengan dokter terkait mekanisme karantina.

"Kalau ponpes agak kesulitan (belajar online) maka mereka harus kembali ke pesantren. Tetapi ada yang bertahap, kemarin di Banyumas itu ada yang menerapkan kedatangan bertahap, dua ratus dulu, kemudian dikarantina setelahnya datang lagi," urainya.rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA