Nurseno, sang Raja Kandang Wesi, kontan membantah jika SKM mengajarkan aliran sesat kepada murid-muridnya. Nurseno tidak pernah melarang orang beribadah, apalagi sampai mengajak untuk menyimpang dari ajaran agama.
“Kalau saya ajak orang shalat ke arah timur itu baru sesat. Silakan tanya warga di Tegalgede. Saya malah sering membantu pembangunan masjid,†ujar Nurseno saat ditemui di Paguronnya di Kampung Cimareme, Desa Tegalgede, Kecamatan Pakenjeng, Kabupaten Garut, Jumat (24/1).
Nurseno yang merupakan warga Tegalgede sejak lahir turut menanggapi santai adanya isu yang menyebut paguronnya menyebarkan aliran sesat. Pasalnya, pemerintah dan aparat setempat pun sudah mengetahui aktivitas di kerajaannya.
“Saya malah sering menyebut tempat ini padepokan. Soalnya lebih banyak yang belajar bela diri (pencak silat). Orang Koramil juga sudah menghubungi saya kok,†lanjutnya, dikutip
Kantor Berita RMOLJabar.Selama Kerajaan Kandang Wesi berdiri, Nurseno menyebut tak pernah meminta para muridnya untuk menolak Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Justru, dirinya mengajak muridnya menjaga adat budaya bangsa demi keutuhan NKRI.
“Saya tak punya anggota kerajaan. Tak pernah memungut iuran. Bisa dibuktikan itu semua. Kerajaan ini juga tidak ada urusan dengan agama, walau saya orang beragama,†kata dia.
Maka itu, Nurseno menyesalkan dengan isu yang berkembang jika dirinya mengajarkan aliran sesat. Bahkan, hingga memungut iuran bagi yang ingin menjadi pengikutnya.
“Sudah jelas berbeda dengan Keraton Agung Sejagat yang memang menipu,†tegasnya.
Dalam informasi yang beredar, Nurseno disebut pernah bekerja di perusahaan geothermal di Kamojang. Namun, dirinya menampik dan menyebut jika informasi tersebut salah.
“Saya juga aneh dengan adanya laporan yang beredar itu. Nama saya juga salah jadi Suseno. Terus menyebut saya pernah kerja di geothermal. Padahal tidak pernah bekerja di sana,†tutup Nurseno.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.