Kendati masuk tingkat nasional, namun Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini tak terlalu bergembira sebab tujuan utama dari pembangunan perpustakaan dan literasi itu bukan untuk mendapat sebuah penghargaan. Melainkan menumbuhkan minat baca dan belajar. Agar nantinya bisa menaikkan kualitas dan derajat warga Kota Surabaya itu sendiri.
"Ya saya bersyukur sekali, tapi bagi saya tujuan hidup bukan untuk penghargaan, tapi bagaimana saya mampu membuat sejahtera warga kota saya," kata Risma dikutip dari
RMOLJatim, Rabu (17/7).
Risma menjelaskan, perpustakaan-perpustakaan yang disediakan itu memang untuk proses belajar warga sekitar. Makanya, Pemkot Surabaya membangun di setiap kelurahan agar anak-anak bisa menjangkau perpustakaan tersebut. Bahkan, buku koleksi perpustakaan itu juga dilengkapi dengan mata pelajaran seperti di sekolah.
"Perpustakaan itu memang untuk warga dari kelurahan masing-masing. Biar mudah dijangkau dan dipelajari. Paling penting menyiapkan tempat belajar yang nyaman untuk mereka, kalau tempatnya jauh mereka baru tiba sudah lelah,†ujarnya.
Menurutnya, penggunaan metode melalui proses membaca di perpustakaan dinilai sangat dianjurkan, meskipun sudah berkembang metode belajar lain. Karena, melalui proses membaca tersebut anak-anak akan mampu berimajinasi.
"Kalau membaca anak-akan semakin berimajinasi dibandingkan melihat gambar. Karena gambar itu sudah ada bentuk, dan warna. Jadi maindset nya sudah dibatasi dengan pola itu. Berbeda dengan terus membaca mereka jauh lebih imaginer,†paparnya.
Staff Khusus Pimpinan Perpustakaan Nasional (Perpusnas), Supriyanto menjelaskan, tim juri dari Perpurnas akan melakukan penilaian melalui tinjauan langsung kepada enam nominasi tersebut. Menurutnya, ada beberapa aspek penilaian yang sudah ditentukan pada tahap tinjauan itu.
Hari ini kami bersama tim mohon ijin kepada Bu Risma selaku wali kota untuk melakukan penilaian di Perpustakaan Rakyat Pagesangan," kata Supriyanto usai bertemu Wali Kota Risma di ruang kerja Balai Kota.
Supriyanto mengungkapkan, ada dua kategori yang telah ditentukan dalam penilaian. Pertama penilaian terhadap komponen pengembangan dasar, seperti gedung, koleksi, tenaga, layanan, pengunjung, sarana prasarana dan anggaran. Sedangkan penilaian kedua adalah komponen pengembangan inovasi penguatan.
"Nah di komponen kedua ini kita akan melihat sejauh mana masyarakat sekitar mampu menyerap manfaat perpustakaan itu, melalui program pendekatan inklusi," lanjut Supriyanto yang juga menjadi salah satu tim juri.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: