Istri dan anak para awak mobil tangki pun terlihat masih setia di bawah tenda yang didirikan persis di depan kantor Rini Soemarno itu.
Nampak, wajah-wajah lelah dari mereka terlihat seperti menanti sebuah harapan. Tak sedikit juga yang tertidur di trotoar depan Kantor Telkom GTO Gambir dan juga rerumputan antara Kementerian BUMN dan Monumen Nasional (Monas).
"Sama saja mas begini-begini saja, belum ada reaksi dari mereka (pihak BUMN)," keluh Aris, koordintor aksi di lokasi, Jumat (21/12).
Sementara itu, terlihat akses masuk ke dalam kementerian BUMN terlihat rapat seperti tertutup semua, hanya bisa di lewati satu atau dua orang.
Pihak kepolisian juga terus berjaga-jaga di tengah-tengah aksi buruh baik di dalam atau di luar kantor Kementerian BUMN.
Sebelumnya, mass melakukan aksi dengan mengubur diri. Awak mobil tangki Pertamina tersebut mengusung empat tuntutan. Pertama, meminta pembayaran upah lembur sesuai nota Sudinaker dan Kementerian Tenaga Kerja dan upah proses selama di-PHK. Kedua, pekerjakan kembali 1.095 AMT yang di-PHK massal dan secara sepihak.
Ketiga, meminta diangkat sebagai karyawan tetap di PT Pertamina Patra Niaga dan PT Elnusa Petrofin, sesuai dengan nota Sudinaker yang sudah disahkan oleh pengadilan.
Keempat, meminta dibayarkan hak pensiun bagi pekerja yang lanjut usia sesuai perundang-undangan yang berlaku.
[lov]
BERITA TERKAIT: