Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Soerjanto menjelaskan biaya besar lantaran penggunaan alat canggih yang berfungsi mendeteksi keberadaan bagian dari kotak hitam tersebut.
Namun, Soerjanto menegaskan hal itu tidak menyurutkan KNKT dalam melakukan pencarian.
"Tim kami akan tetap mencari blackbox semampu kami, kami belum tahu Sampai kapan pencarian ini bisa kami lakukan," kata Soerjanto di dermaga JICT, Tanjung Priok, Jakarta Pusat, Sabtu (10/11).
Untuk kedepan, KNKT bakal menerjunkan kapal yang dilengkapi dengan Remotely Operated Vehicle (ROV) yang lebih canggih, yakni memiliki empat kamera dan punya side scan sonar atau alat penginderaan untuk merekam kondisi dasar laut dengan media suara.
Menurut Soerjanto alat yang akan digunakan ini bisa mendeteksi benda-benda di dalam lumpur sampai kedalaman empat meter.
Namun diperlurkan persiapan karena komponen barang itu harus di program ke kapal. Untuk Pemograman memerlukan waktu sekitar dua sampai tiga hari hingga kapal berlayar menuju Jakarta.
"Kapal dan peralatan tersebut sekarang ada di Surabaya yang rencananya besok lusa akan mulai bergerak ke Jakarta setelah pemasangan ROV beserta peralatannya di kapal tersebut," pungkasnya.
[nes]
BERITA TERKAIT: