Atas alasan itu Sekretaris Jenderal Senapati Nusantara Hasto Kristiyanto mengajak semua pihak dan seluruh anak bangsa untuk terus menghormati dan melestarikan tosan aji ini.
"Tosan aji adalah sebuah daya cipta kebudayaan karena keris telah menjadi bagian dari identitas kita sebagai bangsa," ujar Hasto saat pembukaan acara pameran keris dan bursa tosan aji, dalam rangka peringatan hari raya Tumpak Landep 2018 bertema ‘Mahakarya Nusantara Paraning Jagadhita’ di Puri Agung Peliatan, Ubud, Gianyar, Bali, Selasa (27/3).
Keris sebagai hasil karya anak bangsa tentu harus dilestarikan. Untuk itu, keberadaan Senopati Nusantara patut dibanggakan karena menjadi wadah bagi mereka-mereka yang punya rasa hormat dan cinta untuk keberlangsungan kebudayaan Indonesia.
"Inilah apa yang oleh Bung Karno disebut sebagai Indonesia yang berkepribadian dalam kebudayaan. Indonesia sebagai sebuah bangsa yang menghargai nilai-nilai luhur kebudayaan," tegas Hasto.
Ia juga menjelaskan bahwa banyak nilai-nilai filosofis dari tosan aji yang harus diingat dan ditanamkan dalam diri anak bangsa. Misalnya di Bali sangat dikenal apa yang disebut Tri Hita Karana, yaitu manusia yang punya keseimbangan dengan seluruh alam raya, sang pencipta, dan sesama manusia.
"Dan dalam pameran ini, kita akan merasakan sebuah daya cipta kebudyaan, yang harus memacu kita agar dapat berkarya dalam sebuah alam rasa untuk menghasilkan sebuah karya. Semua ini akan kita pamerkan dalam tosan aji seluruh Nusantara di Bali," imbuhnya.
Pameran keris dan bursa tosan aji sendiri akan berlangsung selama empat hari, mulai 27 hingga 30 maret 2018. Acara ini diisi dengan aneka kegiatan, termasuk pelaksanaan serah terima jabatan Klian Semeton.
Hampir semua tokoh dan penglingsir (sesepuh) puri-puri di Bali hadir dalam pembukaan pameran ini. Termasuk di antaranya perwakilan Gubernur Bali, perwakilan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, perwakilan dari Kementetian Pariwisata, serta Penglingsir Puri Agung Peliatan Tjokorda Gede Putra Nindia.
BERITA TERKAIT: