"Kami mengapresiasi kenaikan peringkat UGM menjadi teratas secara nasional," kata peneliti Bidang Linguistik Terapan, Konsentrasi Pendidikan Bahasa Asing Universitas Negeri Yogyakarta Arif Bulan dalam keterangannya, Selasa (22/8).
Dia menilai wajar jika UGM mendapatkan peringkat satu sebagai universitas terbaik di Indonesia. Apalagi UGM memenuhi kualifikasi terbaik dalam segala indikator penilaian yang dilakukan oleh Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi.
Menurut Arif, berdasarkan penilaian yang dilakukan Kemenristekdikti, secara umum terdapat lima kriteria penting yang wajib dipenuhi oleh setiap perguruan tinggi. Pertama, kualitas penelitian dosen institusi di mana bisa dilihat rasio dosen UGM yang banyak berpengaruh pada meningkatnya publikasi terindex Scopus maupun Thompson.
"Jumlah publikasi ini yang paling besar poin penilaiannya," katanya.
Kedua akreditasi institusi, di mana UGM memiliki akreditas A. Selain itu, kebanyakan program studi yang ada di UGM mendapat akreditasi A. Hal ini menunjang dan mengangkat akreditasi institusi naik karena prodi dari bawah sudah banyak yang terakreditasi sangat baik atau klasifikasi A. Ketiga, kualitas dosen yang mengajar di UGM diwajibkan untuk memiliki publikasi internasional terindeks Scopus maupun Thompson. Keempat, jumlah dosen yang memadai di UGM.
"Dan yang terakhir adalah prestasi para mahasiswa UGM yang kerap menjuarai berbagai kompetisi ilmiah tingkat nasional maupun internasional," papar Arif.
Data Kemenristekdikti mencatat, ITB menempati posisi pertama pada tahun 2015 yang disusul oleh UGM pada posisi kedua. Sementara itu, 10 perguruan tinggi negeri terbaik di Indonesia tahun 2015 berturut-turut adalah ITB, UGM, IPB, UI, ITS, Unibraw, Unpad, Unair, UNS, dan Undip. Namun, pada 2017, UGM berhasil naik menjadi posisi pertama, disusul oleh ITB, IPB, UI, ITS, UNDIP, Unai, Unibraw, Unhas, dan UNY.
[wah]
BERITA TERKAIT: