Astaga, Warga Desa Tak Sebahagia Orang Kota

Senin, 21 Agustus 2017, 08:39 WIB
Astaga, Warga Desa Tak Sebahagia Orang Kota
Foto/Net
 Laporan Badan Pusat Statistika (BPS) soal Indeks Kebahagiaan Indonesia 2017 mengungkapkan Indeks Kebahagiaan Indonesia menempati nilai 70,69 pada skala 0 – 100.

Dalam laporan tersebut dinyatakan hidup perdesaan tidak lebih bahagia daripada hidup di perkotaan. Ditilik dari karakteristik wilayah, indeks kebahagiaan di perko­taan lebih tinggi dibandingkan pedesaan.

Ketua Umum Serikat Petani Indonesia (SPI), Henry Saragih menuturkan, bila mengacu pada perkembangan kemiski­nan di perdesaan dan juga nilai tukar petani (NTP) Juli 2017 yang tidak menggembirakan, laporan BPS tersebut tidaklah mengejutkan. Sementara ang­garan sektor pertanian sebesar Rp 50 triliun per tahun tidak memberikan hasil yang berarti bagi peningkatan produksi per­tanian dan kehidupan petani di Indonesia.

"Sementara janji pemerin­tah untuk melaksanakan re­forma agararia, sesuai RPJMN meskipun hanya berupa redis­tribusi tanah 9 juta Ha, dan redistribusi hutan 12,7 ha bagi orang miskin dan petani kecil pun belum terlaksana hingga saat Presiden Jokowi memba­cakan pidato nota keuangandan paparan APBN 2018 di sidang MPR," katanya di Jakarta.

Indeks kebahagiaan masyarakat pedesaan yang notabene sebagai petani di pusat-pusat produksi pertanian selalu lebih rendah dari perkotaan. "Akibatnya dunia pertanian semakin ditinggalkan oleh ke­luarga petani menuju perkotaan atau luar negeri menjadi buruh migran," ujar Henry.

Pihaknya mencatat, selama kurun waktu 2015-2017, ter­dapat penurunan jumlah tenaga kerja pertanian, dari 40,12 juta jiwa ke 39.68 juta jiwa. Sementara dari hasil sensus pertanian 2013, kurang lebih 5 juta kepala keluarga pertanian meninggalkan sektor pertanian dan dari kurun waktu 2003-2013.

Meski demikian, kehidu­pan sosial di perdesaan tetap menampakan kerukunan, kekeluargaan dan kolektifitas dibandingkan dengan kehidu­pan perkotaan dengan indi­vidualnya. "Karena itu, saatnya untuk pembangunan kem­bali koperasi sebagai lembaga ekonomi kolektif perdesaan sebagai upaya meningkatkan indeks kebahagiaan orang-orang di perdesaan," katanya.

Henry menambahkan, masih dalam suasana memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia ke-72 ini, SPI mengingatkan kembali Presiden Jokowi untuk menyegerakan pelaksanaan reforma agraria dan mendis­tribusikan tanah kepada petani kecil dan tak bertanah.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa Indeks Kebahagiaan Indonesia Tahun 2017 mencapai 70,69 pada skala 0-100. Indeks Kebahagiaan Indonesia tahun 2017 merupakan indeks kom­posit yang disusun oleh tiga dimensi, yaitu Kepuasan Hidup (Life Satisfaction), Perasaan (Affect), dan Makna Hidup (Eudaimonia).

Kepala BPS, Suhariyanto, menerangkan, Indeks Kebahagiaan penduduk yang tinggal di wilayah perkotaan cenderung lebih tinggi dibanding Indeks Kebahagiaan penduduk yang tinggal di wilayah perdesaan, yaitu 71,64 dibanding 69,57.

"Dilihat dari ketiga dimensi penyusun Indeks Kebahagiaan, penduduk yang tinggal di wilayah perkotaan secara konsisten memiliki indeks yang lebih besar dibanding di wilayah perdesaan," katanya. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA