Direktur Sejarah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Triana Wulandari mengatakan, workshop bagi guru sejarah diharapkan bisa memperkuat karakter, jati diri serta mempererat persatuan dan kesatuan bangsa.
Klai ini, Kemendikbud menggelar workshop untuk guru sejarah tingkat SMA/MA sederajat di Medan, Sumatera Utara dengan mengangkat tema 'Sejarah Lokal Sebagai Pengayaan Bahan Ajar Sejarah di Sekolah. Workshop berlangsung mulai 11 hingga 14 Juli dihadiri 65 guru sejarah se-Sumut.
"Selain untuk meningkatkan kompetensi, guru sejarah diharapkan mampu menggali sejarah lokal di daerah masing-masing dan menjadikan pengayaan bahan ajar sejarah. Meningkatkan bekal pengetahuan khususnya pengajaran sejarah lokal di tingkat SMA/MA sederajat," jelas Triana kepada redaksi, Selasa (11/7).
Lanjutnya, termasuk meningkatkan kemampuan dalam memformulasikan strategi pembelajaran yang baik, agar penyampaian materi kesejarahan menjadi lebih menarik dan menyenangkan bagi peserta didik.
"Juga mampu meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang sejarah lokal yang baik dan mampu menyampaikan metode pembelajaran sejarah yang aplikatif dalam upaya pengembangan dan peningkatan kompetensi guru sejarah," kata Triana.
Dia menambahkan, workshop guru sejarah diisi dengan berbagai materi, diantaranya sejarah kebudayaan Indonesia, metode sejarah lokal, hakekat sejarah lokal, komponen dan aplikasinya, serta penggalian dan penulisan sejarah lokal.
"Ada juga sejarah lisan dan tradisi lisan sebagai sumber sejarah, penggalian dan penulisan sejarah lokal, penilaian otentik dalam pembelajaran sejarah lokal. Serta diskusi kelompok membasah peluang dan tantangan pembelajaran sejarah di sekolah dan pengalaman guru sejarah," demikian Triana.
"Workshop guru sejarah sendiri digelar di 34 provinsi dan di setiap provinsi diikuti 65 peserta. Pada 2014, workshop diikuti sebanyak 1.980 guru, tahun 2015 diikuti 2.145 guru, tahun 2016 diikuti 1.815 guru, dan tahun ini diikuti 2.210 guru.
[wah]
BERITA TERKAIT: