Beberapa bando bergambar organisasi ini yang terpasang di beberapa titik di Kota Malang sempat diturunkan, Selasa (4/7) lalu.
Menanggapi penurunan atribut organisasinya, Peni Suparto atau akrab disapa Inep menegaskan, Red Army sama sekali tidak ada kaitannya dengan komunis.
Dia menjelaskan, penurunan bando tersebut lebih disebabkan karena belum adanya izin pemasangan.
"Izinnya memang masih sedang diproses, karena saat pemasangan memang libur panjang, kantor tutup,†ujarnya seperti dilansir dari laman
MVoice. Terkait nama dan lambang yang dipermasalahkan, Inep menilai polemik yang berkembang di masyarakat tidak berdasar. Lambang bintang yang dipakainya justru terinspirasi dari Pancasila.
Dia justru mendukung penegakan NKRI dan Pancasila. Sebaliknya, jika ada oknum yang anti Pancasila, Red Army akan berada pada barisan depan untuk menumpasnya.
“Pancasila kan sila pertama Ketuhanan yang Maha Esa itu lambangnya bintang, lalu salahnya di mana. Kami justru menunjukkan bahwa anggota Red Army menganut Ketuhanan yang Maha Esa," paparnya.
Sementara itu, perihal pemberian nama Red Army, lanjut dia, tidak lepas dari sejarah pembentukannya. "Red Army ini merupakan pecahan PDIP, jadi artinya pasukan merah, bukan tentara merah," pungkasnya.
[wid]
BERITA TERKAIT: