BMKG Perkenalkan Sistem Observasi Cuaca

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/widian-vebriyanto-1'>WIDIAN VEBRIYANTO</a>
LAPORAN: WIDIAN VEBRIYANTO
  • Selasa, 23 Mei 2017, 09:59 WIB
rmol news logo Jumlah maskapai penerbangan meningkat dua kali lipat setiap lima tahun sekali. Hal ini yang kemudian menyebabkan jalur lalulintas penerbangan semakin rumit.

Hasilnya, sejumlah lembaga yang terkait dengan transportasi diwajibkan untuk terus melakukan langkah-langkah khusus dalam peningkatan keselamatan yang kian padat tersebut.

Begitu disampaikan Kepala Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) Andi Eka Sakya pada kegiatan AMDAR (Aircraft Meteorological Data Relay) di gedung BMKG. Jakarta Pusat, Senin (22/5).

Andi menjelaskan bahwa AMDAR merupakan sistem observasi parameter cuaca paling efisien berdasarkan biaya dan manfaat, serta melengkapi pengamatan di darat maupun di lapisan atas.  AMDAR berkontribusi terhadap peningkatan akurasi prakiraan angin dan temperatur udara di rute penerbangan.

"Hal tersebut bermanfaat terhadap peningkatan efisiensi operasional pesawat, dalam hal penggunaan fuel, dan peningkatan keselamatan operasional penerbangan," ujarnya dalam keterangan tertulis kepada redaksi, Selasa (23/5).

Kata Andi, AMDAR ini merupakan Global Navigation Program yang diiniasi oleh WMO atas kerjasama dengan industri penerbangan dalam mengembangkan sistem pengamatan cuaca.

“Melalui AMDAR yang merupakan teknologi baru di dalam dunia penerbangan ini mewajibkan pesawat terbang untuk mengumpulkan data cuaca dan nantinya mengirimkan ke receiver di darat (ground) melalui komunikasi VHF (Aircraft Communications Addressing and Reporting System)," sambung Andi.

Andi Eka pun menambahkan jika AMDAL ini berjalan baik, maka  Global Navigation Program juga akan terlaksana dengan baik. Saat ini hampir dari 40 (empat puluh) di seluruh dunia dengan jumlah pesawat lebih dari 4000 unit  ikut berperan pada program AMDAR ini.

"Sementara untuk Indonesia sendiri, belum ada airlines Indonesia yang berpatisipasi pada program AMDAR ini," jelasnya.

Andi melanjutkan, BMKG telah menginstal Sistem Pengamatan Cuaca Penerbangan Otomatis di 91 Bandar Udara dan pada tahun ini BMKG kembali memprogramkan instalasi Sistem Penerbangan Cuaca Otomatis di 42 bandara.

"Artinya, pada awal Maret 2017 merupakan momen awal implementasi AMDAR di Indonesia oleh BMKG bersama Direktorat Jendral Perhubungan Udara dan BPPT (Badan Pengkajian Penerapan Teknologi)," pungkasnya.[wid]


Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA