Acara yang disertai Deklarasi Anti Narkoba, Anti Radikalisme, Anti Terorisme, serta Menjunjung Tinggi NKRI Berdasarkan Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa dan UUD 1945 itu dihadiri Rektor UNS Fathur Rohkman, Dirjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemenristekdikti Intan Ahmad, 20 rektor perguruan tinggi negeri dan swasta, serta 5.000 mahasiswa bidikmisi se-Jawa Tengah dan DI Yogyakarta.
Menteri Nasir mengatakan bahwa kampus harus bebas dari radikalisme, narkoba, dan kekerasan. Karena hal tersebut merusak sendi-sendi kehidupan berbangsa.
"Kita sebagai insan perguruan tinggi menyatakan tekad bulat mempertahankan NKRI, anti narkoba, anti radikalisme, dan selalu pegang teguh pada Pancasila dan UUD 1945. Semangat nasionalisme kita jangan sampai tergerus. Deklarasi ini membakar semangat kita kembali, semangat nasionalisme. Nasionalisme bergantung pada jiwa masing- masing anak bangsa," jelasnya.
Nasir mengajak mahasiswa untuk bersyukur atas persatuan yang dimiliki Indonesia sebagai buah perjuangan para pahlawan. Untuk itu, dia berpesan agar mahasiswa meningkatkan rasa toleransi, dan demonstrasi sebagai ekspresi kebebasan tidak boleh merusak fasilitas umum yang merugikan masyarakat.
Sementara, Suhardi Alius mengingatkan rektor dan dosen perguruan tinggi untuk meningkatkan kesadaran para mahasiswa akan tantangan global yang harus dihadapi generasi muda Indonesia.
"Rektor harus bertanggung jawab terhadap kampusnya. Jangan sampai kehidupan heterogenitas kampus tercederai ideologi-ideologi yang bertentangan dengan Pancasila," ujarnya.
Suhardi menambahkan bahwa tantangan radikalisme global saat ini juga mengancam Indonesia. Menurutnya, generasi muda rentan akan pengaruh radikalisme, dan hal itu terlihat dari penelitian yang menunjukkan bahwa pelaku radikalisme paling banyak berasal dari kalangan muda usia 20-30 tahun. Sebagai upaya membangkitkan rasa nasionalisme di kalangan generasi muda, dia pun mengajak para mahasiswa menyanyikan lagu 'Berkibarlah Bendera Negeriku' karya Gombloh.
[wah]
BERITA TERKAIT: