"Keberadaan Kampung Siaga Bencana di lokasi rawan bencana, di mana Tagana sebagai fasilitatornya sangat penting dan terbukti mampu menambah jangkauan Kementerian Sosial dalam mengembangkan pendekatan Manajemen Kebencanaan Berbasis Masyarakat," jelasnya di sela peringatan HUT ke-13 Taruna Siaga Bencana (Tagana) di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu (Jumat, 24/3).
Menurut Khofifah, jumlah Kampung Siaga Bencana di Indonesia saat ini mencapai 456 dan akan terus ditambah. Pada 2017, ditargetkan akan ada 100 KSB lagi yang berdiri di berbagai wilayah rawan bencana.
"Kampung Siaga Bencana di Kepulauan Seribu yang hari ini diresmikan merupakan pembentukan KSB pertama di tahun 2017. Mudah-mudahan dengan penguatan kebencanaan di tingkat masyarakat ini akan semakin meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana," paparnya.
Khofifah mengungkapkan, Indeks Resiko Bencana Indonesia mencatat ada 323 kabupaten/kota yang berpotensi tinggi atau rawan bencana alam. Sepanjang 2016, setidaknya ada 2.171 kejadian bencana di Indonesia dan berdasarkan data serta informasi bencana menelan jumlah korban meninggal 567 jiwa, 489 korban luka, 2.770.814 mengungsi, serta 23.628 unit rumah rusak ringan dan
5.750 unit rusak berat.
"Dari sederetan data itu saya harap dapat menjadi penguatan kita membangun kesetiakawanan, kepedulian, komitmen untuk saling melindungi dan memberikan layanan kepada saudara-saudara kita yang tertimpa bencana," jelasnya.
Ditambahkannya, untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, tahun ini, Tagana merangkul kalangan jurnalis untuk dilatih menjadi Jurnalis Sahabat Tagana. Total, terdapat 40 jurnalis dari 27 media nasional. Jumlah tersebut akan terus ditingkatkan dengan memberikan penguatan kepada jurnalis di berbagai wilayah.
"Para jurnalis adalah para komunikator dari proses upaya membangun komitmen kebersamaan​, dan kepedulian pada saat terjadi bencana alam dan bencana sosial. Maka kita rangkul mereka sebagai sahabat Tagana," demikian Khofifah.
[wah]
BERITA TERKAIT: