Koordinator Forum Komunitas Hijau (FKH) Kota Depok, Heri Syaefudi pun mencontohkan, kawasan sempadanan Situ Pengasinan yang fungsinya dikembalikan sebagai tempat penyimpanan air saat hujan, cadangan air saat kemarau, pengairan, pengembangan fauna di sempadan situ, rekreasi dan olahraga.
"Situ Pengasinan juga menjadi ajang tumbuhnya kreativitas dengan munculnya sanggar-sanggar seni, menjadi wilayah penghasil tanaman hias untuk Jabodetabek, komunitas-komunitas pecinta lingkungan, dan kelompok keagamaan," paparnya dalam Diskusi Pojok Iklim bertajuk "Membentuk Ruang Kebersamaan dalam Menghadapi Perubahan Iklim" di Joglo Nusantara Situ Pengasinan, Sawangan, Depok, kemarin
"Semua bergerak seirama untuk wilayah hijau yang damai. Sebuah pewarisan berharga untuk anak cucu. Bukan sekedar Pengasinan, tapi Depok, Jawa Barat, Indonesia dan dunia," sambungnya.
Menurut dia, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) sebagai pembuat kebijakan di level nasional perlu menyelaraskan program-programnya dengan kementerian lain dalam memperjuangkan lingkungan yang tidak hanya sustainable (berkelanjutan), namun juga bermanfaat untuk kehidupan masyarakat.
"Kita mempunya komitmen yg sama untuk mengubah dampak perubahan iklim," ujar Staf Ahli Menteri LHK, Agus Yuliato dalam diskusi tersebut.
Tidak lupa dia juga mengajak komunitas yang tergabung di FKH Kota Depok untuk bekerjasama merealisasikan program-program lingkungan yang telah dibuat.
"Saya berharap komunitas yang hadir di tempat ini dapat saling bertukar pengalaman pengetahuan, dalam melakukan aksi-aksi bersama. Kalau dulu dilakukan masing-masing komunitas, sekarang dengan bergabung bisa melakukan yang lebih besar," ujarnya.
Semangat kebersamaan seperti dicontohkan di Pengasinan ini, menurut Agus, perlu ditumbuhkan lebih banyak agar semakin banyak orang-orang yang peduli dengan kelestaraian alam.
"Roh utamanya kebersamaan. Dengan menambah roh yang sama akan menambah aksi untuk menambah kelestarian lingkungan," tutur dia.
Sementara itu Kepala Badan Lingkungan Hidup Kota Depok, Kania Parwanti yang hadir dalam diskusi tersebut menyebut sinergitas antara Pemkot Depok dengan KLHK terus dibangun sebagai bagian dari pencegahan iklim, di antaranya yang menjadi perhatian adalah keberadaan situ di Depok.
"Ada penelitian di Trisakti situ dapat membantu menyerap CO2 berkat adanya plankton. Artinya itu aset kota Depok," kata dia.
Selain itu demi mengurangi dampak perubahan iklim Kota Depok juga terus menggenjot kinerja UPS untuk meminimalisir CO2 yang disebabkan dari sampah. Diharapkan pemerintah pusat dapat membantu kota Depok merealisasikan ketersediaan 20 persen ruang terbuka publik.
"Seperti lahan Karaban dan RRI, itu butuh
support dari pusat agar bisa dimanfaatkan untuk RTH supaya perubahan iklim bisa terjaga," ujarnya.
[wid]
BERITA TERKAIT: