Pejabat, 35 ABK Yang Karam Di Bering Sea Gimana Kabarnya Ya

Kamis, 20 Oktober 2016, 10:07 WIB
Pejabat, 35 ABK Yang Karam Di Bering Sea Gimana Kabarnya Ya
Foto/Net
rmol news logo Kementerian Perhubungan (Kemhub) didesak aktif mencari tahu keberadaan 35 anak buah kapal (ABK) NV 501 Oryong yang karam di Bering Sea (North Pasifik Ocean) pada 1 Desember 2014 silam.

Pemerintah juga diminta menindak tegas perusahaan yang mestinya bertanggung jawab atas hilangnya puluhan ABK warga negara Indonesia tersebut.

Hal ini ditegaskan Ketua Umum DPP Indonesia Maritime and Ocean (IMO) Watch Anton Sihombing. Pihaknya, aku Anton, mengetahui kecelakaan itu dari ikatan nahkoda kapal niaga Korea.

"Ikatan Nahkoda Niaga Indonesia (INNI) terus me­mantau kecelakan-kecelakaan yang dialami pelaut Indonesia, di dalam maupun luar negeri. Ini sangat penting karena menyangkut kemanusiaan dan tanggungjawab kepada ke­luarga ABK itu," ujarnya, kemarin.

Kecelakaan kapal Oryong yang menyebabkan 35 kru asal Indonesia tidak jelas ke­beradaanya hingga kini, mem­buat keprihatinan mendalam, terutama keluarga yang diting­galkan.

"Sampai sekarang kasus karamnya kapal itu tidak pernah terbongkar dan tidak pernah diselidiki pemerintah Indonesia," ujar Anton.

Dia mengungkapkan, Kapal NV Oryong tenggelam pada 1 Desember 2014. Kapal tua bernomor lambung 501 dengan tonase 1.753 itu mengalami kecelakan di Bering Sea (North Pasifik Ocean).

Anton juga mengkritik kapal yang dibuat Jepang pada 1978, karena dinilai tidak memadai, dan asuransinya tidak jelas. Dia berjanji akan terus meman­tau langsung dan melaporkan masalah ini ke Menhub Budi Karya Sumadi.

"Kita masih mencari siapa pemilik izin yang mengirim kru ini. Kasus ini sudah kami lapor­kan ke pemerintah. Ini akan dibahas dengan Menhub dan Dirjen Perhungan Laut dalam waktu dekat," tambahnya.

Anggota Komisi V DPR ini mengungkapkan, pemerintah, dalam hal ini Dirjen Perhubungan Laut dinilai tidak mengisi orang-orang kom­peten untuk mengurusi tentang laut. Sebagai buktinya, dari September-Oktober 2016, su­dah ada lima kecelakaan kapal di dalam negeri.

Kecelakaan kapal itu terjadi di Tanjung Pinang, Halmahera, Bali, kebakaran kapal di Tanjung Priok dan Nusa Tenggara Timur, umumnya terjadi akibat kelala­ian manusia.

"Contoh sangat ironis dan memalukan adalah kecela­kaan kapal di NTTyang masih berjarak 0,5 mil dari pelabuhan. Kalau orang di pelabuhan terse­but mengerti kapal dan memiliki nahkoda yang tangguh, tidak mungkin terjadi," kata Ketua Umum INNI itu. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA