Dalam kesempatan itu, melakukan serah terima bendera Nahdlatul Ulama, bendera Merah Putih, dan bendera Pataka Nahdlatul Ulama. Khusus untuk pataka, diserahkan kepada masyayikh Ponpes Lirboyo, yang malam itu diwakili oleh KH. Atho’illah S. Anwar.
Tim Kirab Resolusi Jihad 2016 berziarah ke makam para pendiri dan sesepuh Pondok Pesantren Lirboyo di Jalan KH Abdul Karim, Lirboyo, Mojoroto, Kota Kediri, Jawa Timur. Berikutnya, dilakukan upacara penyambutan yang dihelat dengan penuh khidmat di hadapan ribuan santri.
Salah seorang pengasuh Pesantren Lirboyo KH Muhammad Anwar Manshur, menyemangati dan mendoakan Rombongan Kirab agar perjalanannya menjadi bentuk amal saleh.
"Santri Lirboyo tidak lepas dari perjuangan mempertahankan kedaulatan Indonesia. Pada masa Resolusi Jihad tahun 1945, banyak santri Lirboyo diberangkatkan ke Surabaya dan lama bertahan di sana," kata dia
"Setelah masa Resolusi Jihad usai, para santri dan kiai kembali ke pondok pesantren. Hal itu sebagai tanggung jawab membina masyarakat lewat jalur agama. Kiai Anwar berpesan agar semangat perjuangan para santri dapat diteruskan," lanjut Kiai Anwar.
Wali Kota Kediri, Abdullah Abu Bakar menyampaikan apresiasi dengan adanya kegiatan Kirab Resolusi Jihad. Menurutnya, pelaksanaan kirab juga menjadi torehan sejarah yang positif bagi Kediri dan NU.
Setelah acara itu, rombongan Santri melanjutkan perjalanan dengan menuju makam KH. Ahmad Shiddiq dan KH. Hamim Jazuli (Gus Miek), desa Tambak Kecamatan Mojo Kabupaten Kediri. Kemudian mereka juga mampir ke Makam Bung Karno.
Di sana, rombongan kirab disambut Wakil Walikota Blitar, Santoso dan sejumlah pengurus PC NU Kota dan Kabupaten Blitar. Mereka menyerahkan dua bendera, yakni bendera merah putih dan Bendera NU. Rombongan bersama Wakil Walikota dan pengurus serta kader NU Blitar, juga berdoa di pusara makam Bung Karno.
Koordinator rombongan kirab, Isfah Abidal Aziz mengatakan, hanya di Indonesialah Islam dan nasionalisme bisa bersatu. Bung Karno adalah salah satu sosok penting di balik bersatunya Islam dan nasionalisme.
"Bung Karno, Kyai Haji Hasyim Asyari dan NU tidak dapat dipisahkan dari terbentuknya NKRI. Jadi yang membuat NKRI kuat sampai hari ini selain TNI dan Polri adalah NU dan kaum nasionalis,†kata Ishfah.
Keharmonisan antara NU dan nasionalis, kata Ishfah, harus terus dijaga dan dipelihara. "Jangan sampai ada yang mengadu domba antara NU dan nasionalis. Kekompakan ini harus terus kita jaga,†imbuhnya.
Wakil Walikota Blitar, Santoso menyampaikan, kegiatan ini merupakan salah satu kegiatan menyambut Hari Santri Nasional, 22 Oktober mendatang yang telah ditetapkan presiden. Melalui kirab ini santri menunjukkan mereka punya peran besar dalam berdirinya NKRI.
"Ini adalah peristiwa besar, Negara mengakui peran besar santri di era perjuangan kemerdekaan dan pembangunan. KH Hasyim Asyari pun pernah berucap, perjuangan santri melawan penjajah adalah jihad,†tandas Santoso.
[sam]
BERITA TERKAIT: