"Ya, karena JPO (di Jakarta) sudah tua," kata Ahok di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Senin (26/9).
Dirinya juga menyadari papan iklan yang menutup sisi kiri dan kanan sebagai salah satu penyebab tambahan robohnya JPO karena papan itu menahan angin yang berhembus. Dia sendiri sudah berjanji untuk mengevaluasi keberadaan papan reklame di setiap JPO di wilayah Jakarta.
"Hampir semua JPO itu dulu dibuat atas kerja sama dengan swasta, dipasang iklan. Makanya dalam Pergub saya sudah tidak ada lagi iklan pada JPO," ungkap Ahok, dikutip dari
RMOL Jakarta.
Meski sudah diatur untuk tidak ada lagi, namun beberapa kontrak pemasangan papan iklan di JPO belum selesai. Sehingga, beberapa JPO masih terpasang iklan di sisi kanan dan kirinya.
"Beberapa kontrak (iklan) belum selesai. Tapi, untuk beberapa yang kontraknya sudah selesai kami bangun model seperti di Bundaran HI," ungkapnya.
Ahok berharap, seluruh JPO di Jakarta akan lebih terbuka tanpa tertutup iklan. Selain membahayakan saat badai, JPO yang tertutup juga berpotensi memicu aksi kejahatan.
"Jadi, JPO harus terbuka. Tidak boleh ada dinding yang menahan angin. Dari sisi keamanan juga mengantisipasi kalau terjadi perampokan dan pelecehan," tegas Ahok.
[ald]
BERITA TERKAIT: