Demikian diungkapkan analis politik dari Labor Institute Indonesia, Andy William Sinaga kepada redaksi, Kamis (22/9).
Alasannya menurut Andy William, friksi yang masih kuat di tubuh partai pendukung Ahok-Djarot seperti PDIP dan Partai Hanura, termasuk Partai Golkar.
"Sebagaimana diketahui, garis keras di Fraksi PDIP Jakarta yang menolak Ahok adalah gembong Warsono, Edi Marsudi, dan mantan Plt Ketua DPD Jakarta Bambang DH. Selain itu kader-kader Partai Hanura Jakarta yang menolak Ahok seperti Mohammad Guntur, Rahmad HS dan Bustami," ucapnya.
Jelas Andy William, dengan adanya friksi itu tidak tertutup para kader penentang Ahok di partainya tersebut dapat mempengaruhi kelompok akar rumput untuk berseberangan dengan keputusan partai, untuk tidak memilih Ahok-Djarot.
"Isu-isu yang dimainkan oleh para penentang Ahok baik yang di PDIP dan Partai Hanura yang mayoritas basisnya berada di sekitar pinggiran Jakarta selain masalah sara adalah program penggusuran yang menurut mereka mencederai
wong cilik sebagai basis PDIP dan Hanura," ujarnya.
Selain itu, lanjut Andy William, partai politik diluar pendukung Ahok-Djarot, seperti Partai Gerindra, Partai Demokrat, PKS, PAN, PPP dan PKB apabila bersatu dan sepakat mencalonkan calon yang berkredibilitas tinggi, maka berpotensi dapat menumbangkan pasangan yang diusung PDIP, Golkar, Hanura, dan Nasdem - Ahok-Djarot.
"Bisa saja partai tersebut mengusulkan lawan sepadan, seperti Anis Baswedan-Budi Waseso, atau menyandingkan Rizal Ramli-Anis Baswedan. Apabila Rizal Ramli-Anis Baswedan disandingkan, bisa saja mengalahkan Ahok-Djarot. Dikarenakan dapat membawa isu-isu yang bersifat sosial selain pengggusuran, reklamasi pantai Jakarta sebagai contohnya," ungkapnya.
Intinya, tambah Andy William, dalam Pilkada Jakarta kali ini yang diutamakan adalah strategi dalam menentukan kandidat yang diyakini dapat memenangi pertarungan. Pimpinan partai politik diluar partai pendukung Ahok-Djarot perlu melakukan konsolidasi sesegera mungkin untuk menentukan calon potensial dalam Pilkada Jakarta.
Kemudian, kelompok-kelompok massa penentang Ahok-Djarot seperti korban penggusuran, Bamus Betawi, FPI, kelompok nelayan, buruh, kelompok Islam militan dan kelompok jaringan rakyat miskin kota berpotensi melakukan aliansi dengan partai politik penentang Ahok-Djarot.
"Kalau ini digerakkan maka dapat menjadi potensi penjegal Ahok-Djarot dalam Pilkada Jakarta mendatang," demikian Andy William.
[rus]
BERITA TERKAIT: