Kang Emil mengaku sudah berkomunikasi dengan pihak Kodam III/Siliwangi perihal duduk perkara yang sebenarnya. Sebelumnya Emil menolak berkomentar karena merasa perlu melakukan klarifikasi dulu dengan pihak-pihak terkait.
"Jadi jawabannya adalah miskomunikasi atau ketidaksengajaan, tidak betul Kodam menyasar komunitas yang baca. Yang terjadi Kodam sedang lakukan penertiban dalam pemberantasan geng motor," kata dia seperti diberitakan
RMOLJabar.com, Rabu (24/8).
"Yang ditertibkan geng motor, kebetulan geng motor itu berdampingan dengan kelompok itu. Areanya remang-remang, mungkin saat pelaksanaannya tidak bisa dibedakan mana geng motor mana itu. Jadi tidak menyasar ke sana, itu hanya ekses saja."
Secara pribadi, kata Kang Emil, dirinya menyesalkan insiden pembubaran tersebut, karena kota Bandung sedang berusaha meningkatkan budaya literasi warganya.
"Ada kewajiban 15 menit anak baca sebelum belajar di kelas, baca novel fiksi, bikin perpustakaan di kelurahan dan taman," sebutnya.
Kang Emil berniat untuk memfasilitasi dialog antara Kodam III Siliwangi dengan komunitas perpustakaan jalanan tersebut.
"Makanya karena ada miskomunikasi saya ingin mengajak komunitas perpustakaan jalanan untuk dialog, nanti saya fasilitasi." ujarnya.
[sam]
BERITA TERKAIT: