"Kami memandang perlu adanya penghargaan ini bagi ilmuwan-ilmuwan yang berprestasi agar bisa dibanggakan oleh masyarakat lewat penganugerahan ini. Apresiasi tinggi sangat patut diberikan kepada tokoh atau ilmuwan yang telah berjasa memajukan iptek dan mengabdikan hidupnya untuk kemajuan sains," jelas Kepala LIPI Iskandar Zulkarnain di Auditorium LIPI, Jalan Jenderal Gatot Subroto, Jakarta (Kamis, 18/8).
Menurut Iskandar, pemberian penghargaan kepada Tjia May On sekaligus dalam rangka memperingati HUT ke-49 LIPI. Tjia May On lulusan S3 Northwestern University Amerika Serikat merupakan ilmuwan yang sarat akan prestasi akademik. Tjia May On berdedikasi tinggi untuk memasyarakatkan ilmu pengetahuan sejak tahun 1962 silam.
"Tjia May On menjadi inspirasi bagi dunia penelitian di Indonesia untuk fokus pada kepakarannya selama hidup, sehingga layak untuk dapat penghargaan Sarwono Award ini," jelasnya.
Iskandar mengatakan, Tjia May On yang menjadi satu-satunya ilmuwan Indonesia yang mengembangkan teori relativitas dan riset mengenai laser di awal abad 20.
"Saya berharap suatu ketika Indonesia bisa tumbuh dan menyaingi riset-riset di negara lain karena kita punya potensi yang sangat besar yaitu manusia yang banyak sekali. Nah manusianya ini pertama kali harus dicerdaskan tapi juga harus dibekali dengan ilmu yang canggih agar bisa menghasilkan ilmu yang bagus dan bermutu," beber Tjia May On dalam sambutannya.
Meski mengaku sudah tua untuk mendapat sebuah penghargaan, Tjia May On ingin agar anak bangsa Indonesia tetap fokus menumbuhkan budaya riset agar menghasilkan produk yang bisa bersaing di dunia. Dia juga berharap Sarwono Award 2016 yang diraihnya bisa menjadi suatu pengakuan dari LIPI terhadap kegiatan riset di Indonesia.
"Saya anggap ini bukan hanya kepada saya pribadi tapi sebuah semangat yang sudah tumbuh yaitu semangat research dalam kerja sama yang sangat dibutuhkan negara ini. Ini sebuah pengakuan bagi research-research di Indonesia," tutup Tjia May On.
[wah]